Implikasi Penggunaan Sistem Perhitungan Aboge dalam Penetapan Awal Bulan Hijriah

This paper aims to examine the implications of using the Aboge calculation system for the determination of the beginning of the Hijri month, especially the beginning of the month of Ramadan, Syawal and Dzulhijjah with a comprehensive library research. Based on the analysis of the data obtained by the content analysis method, this paper found that the use of the Aboge calculation system has implications for 2 (two) aspects, namely from astronomical aspect and Islamic law aspect. From the astronomical aspect, it shows that the Aboge calculation system is a system of calculating the beginning of the Hijri month with the hisab urfi method which must make adjustments to match the calculation of the Hijri calendar, but this adjustment is not made so that it will have implications for a difference of 1 day every 120 years. It can even be up to a difference of 10 days over a period of 1200 years. As for the Islamic law aspect, the use of the Aboge calculation cannot be used as a basis for determining the beginning of the hijri month, because the calculation of Aboge is based on the average circulation of the Moon around the Earth. What can be used to determine the beginning of the hijri month is a calculation based on the actual circulation of the moon around the Earth.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang implikasi penggunaan sistem perhitungan Aboge terhadap penetapan awal bulan hijriah, khususnya awal bulan Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah dengan kajian pustaka (library research) yang komprehensif. Berdasarkan analisis terhadap data-data yang diperoleh dengan metode content analysis tulisan ini menemukan bahwa penggunaan sistem perhitungan Aboge ini berimplikasi pada 2 (dua) aspek, yakni dari aspek astronomi dan aspek hukum Islam. Dari Aspek astronomi menunjukkan bahwa sistem perhitungan Aboge merupakan sistem perhitungan awal bulan hijriah dengan metode hisab urfi yang harus melakukan penyesuaian agar sesuai dengan perhitungan penanggalan Hijriah, akan tetapi penyesuaian ini tidak dilakukan sehingga akan berimplikasi adanya selisih 1 hari setiap 120 tahun. Bahkan bisa sampai selisih 10 hari pada kurun waktu 1200 tahun. Sedangkan aspek hukum Islam, penggunaan perhitungan Aboge tidak dapat digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan hijriah, sebab perhitungan Aboge didasarkan pada peredaran Bulan mengelili Bumi secara rata-rata. Adapun yang dapat digunakan untuk menentukan awal bulan hijriah adalah perhitungan yang berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi Bumi sebenarnya