Women’s speech features used by Three Women Politicians

ABSTRACT Gender and language had close relationship since they made women and man had different style of speaking. This phenomenon was categorized as sociolinguistics issue and the case found in speech especially women‟s speech. Women‟s speeches which were selected to be investigated were from professional women who have significant position in their countries, such as Hillary Clinton, Christine Lagarde, and Hina Rabbani Khar. This study employed theory of women‟s speech features proposed by Robin Lakoff (2004). There were two problems in this study, they are (1) what were women‟s speech features used by the three women politician in their speech and (2) how does the cultural aspect influence the three women Politian use women‟s speech features in their speech. Based on the two problems of the study, there were two objectives of the study in this research, the first was to identify and describe the function of the women‟s speech features used by three women politician in their speech and the second was to describe the cultural aspect which influence the women‟s speech features used by three women politician. The approach used in this study was qualitative descriptive because the data were analyzed and described in the form of words and sentences. The data were taken from video which was available in YouTube and from the speech script in order to get exact utterances. Then, the data were identified and analyzed based on the types of women‟s speech features based on Lakoff‟s theory. Furthermore, the selected data were analyzed based on the cultural aspect of the speaker. The findings show that not all types of women‟s speech features were used by the three women politician in their speech. Hillary Clinton used six types of women‟s speech features, and Christine Lagarde and Hina Rabbani Khar used seven types of women‟s speech features. There were two features which were not used by them in their speech; they were precise of color terms and the absence of humor. Women tended to use those features as three functions, first is to use as hedging device to express uncertainty and lack of confidence, second was to use boosting device, meant women use such features to persuade their addressees to make the addressees considered the speech seriously, and the third was use as politeness device which indicated that women were expected to behave politely like a lady. In addition, the features used by the women reflected the cultural aspect of each woman deals with her cultural background. ABSTRAK Bahasa dan jenis kelamin mempunyai hubungan yang erat sehingga menyebabkan laki- laki dan wanita mempunyai perbedaan dalam pola bahasa. Fenomena ini bisa dikategorikan dalam isu sosiolinguistik dan bisa ditemukan dalam pidato khususnya dari pidato wanita. Pidato wanita yang dipilih untuk diinvestigasi dalam penelitian ini adalah pidato dari tiga wanita yang mempunyai posisi yang penting di negara mereka, seperti Hillary Clinton, Christine Lagarde, dan Hina Rabbani Khar. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori karakteristik bahasa wanita yang dikemukakan oleh Robin Lakoff (2004). Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu (1) jenis karakteristik bahasa wanita apa sajakah yang digunakan oleh ketiga poolitisi wanita tersebut dalam pidatonya? Dan (2) bagaimana aspek budaya mempengaruhi mempengaruhi ketiga politisi wanita dalam menggunakan karakteristik bahasa wanita? Berdasarkan kedua rumusan masalah tersebut, dalam penelitian ini terdapat dua tujuan penelitian, yakni untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jenis- jenis dan fungsi dari masing- masing karekteristik bahasa wanita dan menjelaskan pengaruh aspek budaya terhadap munculnya karakteristik bhaasa yang digunakan oleh ketiga politisi wanita dalam pidato mereka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif karena data dianalisis dan dijelaskan dalam bentuk kata dan kalimat. Data diambil dari video- video pidato yang diunduh dari Youtube dan dari skrip pidato yang bertujuan untuk mendapatkan ungkapan- ungkpan yang tepat. Kemudian, data diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan jenis- jenis karakteristik bahasa wanita menurut teori dari Lakoff. Setelah itu, data yang sudah terpilih dianalisis berdasarkan aspek budaya dari penutur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua karakteristik bahasa digunakan oleh ketiga politisi wanita di dalam pidato mereka. Hillary Clinton menggunakan enam karakteristik bahasa wanita. Christine Lagarde, dan Hina Rabbani Khar menggunakan tujuh karakteristik bhasa wanita. Ada dua karakteristik yang tidak digunakan oleh meraka, yaitu kosakata khusus (precise of color terms) dan tidak bercanda. Para wanita cenderung menggunakan karakteristik bahasa dengan tiga tujuan, yaitu sebagai alat pembatas (hedging device) untuk menunjukkan perasaan tidak pasti dan kurang percaya diri, tujuan yang kedua yaitu sebagai penguat yang berarti digunakan untuk meyakinkan dan membuat pendegar percaya dan yakin dengan apa yang diucapkan oleh penutur, dan tujuan yang ketiga yaitu sebagai alat kesopanan yang menunjukkan bahwa para wanita diharapkan untuk bersikap seperti layaknya wanita. Selain itu, karakteristik bahasa waniya yang digunakan oleh ketiga politisi wanita merefleksikan aspek budaya dari masing- masing wanita yang menjadi objek dalam penelitian ini