Pasar Tradisional Berkonsep Modern Di Gunung Anyar Surabaya Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer

Semakin maju budaya masyarakat akan diiringi dengan peningkatan dan perkembangan kebutuhan hidup. Dengan pesatnya perkembangan perekonomian rakyat, perdaganagan dan industry jasa merupakan dua unsur yang saling berkaitan. Perdagangan dan jasa tersebut memerlukan suatu wadah sebagai penampung aktifitas di dalamnya. Akan timbul permasalahan apabila terdapat ketidakseimbangan antara aktifitas dengan tempat sebagai wadahnya. Pasar merupakan titik pertumbuhan suatu kota yang mewadahi aktifitas perdagangan dan jasa masyarakat di kota tersebut. Secara umum, semua pasar tradisional di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti keterbatasan ruang, kurang higienis, tidak teratur, kotor, kurangnya tempat sampah, terlalu banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan infrastruktur pasar yang tidak memadai. Namun sampai saat ini di kebanyakan tempat masih memiliki pengunjung atau pembeli yang masih setia berbelanja di pasar tradisional. Melekatnya stigma buruk pada pasar tradisional, khususnya di daerah Gunung Anyar Surabaya memiliki permasalahan pasar tradisional yang berlokasi jauh dari permukiman dan pusat perekonomian sehingga terdapat beberapa pasar dadakan di wilayah perumahan wiguna dan di jalan medoan sawah. Akibatnya kemacetan terjadi ketika pasar dadakan tersebut beroperasional. Dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer, perancangan ini berusaha untuk menghadirkan pasar tradisional dengan penataan modern di Gunung Anyar sebagai pasar yang mampu mengakomodir kebersihan, keamanan, dan kenyamanan dalam bertransaksi. Pasar tradisional dengan konsep modern ini juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas-fasilitas perdagangan demi kelancaran aktifitas perdagangan di wilayah tersebut. ===================================================================================================================================== The progressive culture of society will be accompanied by the increase and development of the demands of life. Trade and services are two factors that are interrelated with one another as a result of the rapid growth of the people's economy. As a container for activity inside it, a container is necessary for trade and services. Problems will arise if there is an imbalance between activities and places as containers. The market is the growth point of a city that accommodates trading activities and community services in that city. In general, Indonesia’s traditional markets face various problems such as limited space, poor sanitation, disorder, dirty places, lack of trash system, too many roadside vendors, weak management, and inadequate market infrastructure. However, the majority of sites continue draw tourists and customers who are devoted to shopping at conventional markets. The bad stigma attached to traditional markets. Especially in the Gunung Anyar Surabaya has problems of traditional markets being located far from settlements and economic centers, so there are several impromptu markets in wiguna residential areas and on the Medoan Sawah road. As a result, congestion occurs when the impromptu market is operational. With a Contemporary Architecture approach, this design seeks present Gunung Anyar as a traditional market with a modern arrangement that can accommodate sanitation, security, and amenities in transactions. This traditional market with a modern concept is also expected to be able to provide trade facilities for continuity of trading activities in the area