Representasi Bullying dalam Film Serendipity (2018)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat bentuk dari tindakan bullying di sekolah yang ditampilkan melalui film Serendipity (2018).Penelitian ini menggunakan konsep Representasi milik Stuart Hall, bullying,danjuga film. Paradigma penelitian ini adalah paradigm konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Berdasarkan realitas yang ada bahwa bullying di sekolah yang pernah terjadi (di Bekasi dan Palopo) yakni adanya pengucilan serta korban dilukai secara fisik dan berujung kepada korbang mengalami depresi. Hal ini menunjukkan bahwa representasi yang terjadi adalah Representasi reflektif. Berdasarkan penjabaran representasi di atas, bullying dalam film Serendipity (2018) pada dasarnya merupakan cerminan dari bullying yang ada di dunia nyata. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terkait identifikasi bentuk bullying di sekolah dalam film Serendipity (2018) maka dapat disimpulkan bahwa film Serendipity (2018) merepresentasikan bullying di sekolah. Bentuk bullying di sekolah yang muncul pada film Serendipity (2018) hanya terdapat beberapa bentuk yakni mengejek dengan sebutan perempuan nakal (lady escort dan pecun), mengasingkan dari pertemanan, dan menghujat korban secara berkelompok