Laporan Proses Kerja Magang sebagai Reporter di Kanal Cek Fakta Liputan6.com

"Bawang putih bisa mengeluarkan cairan di paru-paru akibat Covid-19". Pernyataan tersebut merupakan salah satu contoh informasi hoaks yang sempat ramai dibicarakan di berbagai media sosial. Fenomena hoaks kini semakin marak, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama hampir 2 tahun. Menurut data oleh Kominfo (2021), selama periode 23 Januari 2020 hingga 3 November 2021, sebaran hoaks terkait isu Covid-19 telah mencapai 5.060 unggahan di lima media sosial yaitu Facebook, Instagram, Youtube, Twitter, dan TikTok. Media atau pers merupakan salah satu pihak yang ikut berjuang melawan hoaks dengan melakukan kegiatan fact-checking atau pengecekan fakta karena memegang teguh dasar jurnalisme yaitu kebenaran dan verifikasi. Beberapa media daring yang terdaftar dalam Dewan Pers di Indonesia telah mengemban tugas tersebut. Bahkan, beberapa media juga menjalin kerja sama dengan perusahaan media sosial ternama yaitu Facebook dan mendapat sertifikasi dari International Fact-Checking Network (IFCN). Salah satunya yaitu media daring Liputan6.com, tempat penulis melakukan proses kerja magang sebagai reporter selama kurang lebih 3 bulan. Sebagai reporter, penulis bertanggungjawab untuk menulis dua hingga tiga artikel per harinya. Berbeda dengan kanal lainnya, Kanal Cek Fakta memiliki tugas utama untuk menangkal hoaks dengan sajian artikel penelusuran fakta. Maka dari itu, dengan laporan ini, penulis berharap dapat memberikan gambaran proses kerja sebagai reporter di Kanal Cek Fakta Liputan6.com, telebih melihat proses kerja redaksi yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19