Perbedaan Tingkat Literasi Media dan Informasi pada Siswa SMA Swasta di Tangerang: Sebelum dan Sesudah Treatment

Penetrasi internet di Indonesia sudah sangat tinggi, akan tetapi edukasi tentang literasi media dan informasi masih sangat minim. Banyak kalangan dari masyarakat belum memiliki sikap kritis untuk menghadapi fenomena banjir informasi di media. Pada zaman sekarang, media juga sering digunakan oleh pemilik perusahaan untuk praktik politik seperti kampanye, sehingga penting bagi publik untuk memiliki sikap yang kritis terhadap informasi. Sebagai salah satu contoh, bentuk iklan native advertising yang mulai populer dapat menipu pembaca oleh karena bentuknya yang sangat menyerupai berita dengan menggunakan kaidah jurnalistik. Untuk itu, sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki kemampuan literasi media dan informasi. Literasi media dan informasi adalah seperangkat kompetensi yang diperlukan seseorang yang dalam menghadapi perkembangan teknologi dengan sikap dasar yakni berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat literasi media dan informasi sebelum dan sesudah menerima materi tentang literasi media dan informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen terhadap 31 siswa di SMA swasta di Tangerang. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pada pretest tingkat rata-rata kemampuan literasi media dan informasi adalah 3,01 dan pada posttest adalah 3,05. Ketika diuji menggunakan Uji Wilcoxon Match Pairs Test nilai asymp.sig 0,366 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan. Menurut tingkat kemampuan literasi media dan informasi dari UNESCO, tingkat rata-rata literasi media dan informasi yang didapatkan sudah berada pada tingkat lanjut untuk dimensi akses dan evaluasi dan untuk dimensi kreasi berada pada tingkat menengah