Peran Jurnalis Pada Radio Heartline Tangerang

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tidak sedikit pemilik media berkuasa atas konten medianya. Sementara itu, isi media bisa pula dipengaruhi oleh ideologi yang dianut media, termasuk ideologi keagamaan. Stasiun radio Heartline merupakan salah satu media yang identik dengan agama Kristiani. Berdirinya Radio Heartline di Indonesia merupakan bagian dari misi budaya humanis Yayasan Yaski Indonesia. Mempelajari peran jurnalis di Radio Heartline menjadi menarik karena penulis bisa merasakan secara langsung bagaimana jurnalis di Radio Heartline dipengaruhi oleh nilai-nilai institusi keagamaan saat melakukan aktivitas jurnalistik. Peran jurnalis juga bisa saja berbeda-beda sesuai dengan kebijakan media yang menaunginya. Oleh sebab itu, jurnalis harus multiterampil. Selama melaksanakan praktik kerja magang, penulis menjalankan beberapa peran, mulai dari membuat program baru radio, menulis naskah radio, merekam voice over, menjadi asisten program director, hingga menyunting audio dan membuat artikel. Secara keseluruhan, apa yang penulis praktikkan pada saat magang tidak jauh berbeda dari apa yang penulis pelajari di perkuliahan, misalnya seperti teknik membuat naskah; bahasa jurnalistik radio; prinsip ekonomi kata; teknik mengisi voice over dengan memperhatikan artikulasi, kecepatan berbicara, intonasi, dan gaya bercakap-cakap; serta keterampilan menggunakan Adobe Premiere. Hanya saja, detail peran yang penulis lakukan sebagai jurnalis pada Radio Heartline jauh lebih banyak daripada yang penulis pelajari tentang peran jurnalis radio di bangku perkuliahan. Peran penulis selama praktik kerja magang di Radio Heartline ditetapkan sebagai jurnalis program. Laporan ini juga memberikan perspektif bagaimana nilai-nilai Yayasan Yaski Indonesia berkaitan dengan praktik jurnalistik yang dilakukan oleh Radio Heartline