Perancangan Cultural Center di Kota Tangerang

Kota Tangerang merupakan kota multietnis yang terdiri dari etnis Jawa, Sunda, Betawi, Arab, Belanda dan Cina. Akulturasi membuat peta persebaran budaya dan penduduk di Tangerang terbilang unik. Namun, keberagaman budaya belum terjalin keterkaitan antara warga dengan warisan budaya kota, juga belum terwadahi oleh ruang budaya bagi masyarakat untuk lebih mengenal kebudayaan Tangerang yang mampu menjadi wisata menarik dan edukatif. Untuk itu, kebutuhan sebuah sarana berupa Cultural Center yang menampung aktivitas kesenian yang menghubungkan fasilitas dan publik. Cultural Center menjadi wadah edukatif untuk memperkenalkan budaya Kota Tangerang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif sebelum merancang untuk mempelajari hasil penerapan akulturasi budaya yang ada di Kota Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh akulturasi budaya yang diterapkan dalam wujud arsitektur. Perancangan Cultural Center menggunakan konsep "Pluralisme" yang merupakan perwujudan dari keberagaman budaya, unsur sejarah, orientasi bangunan, pengenalan budaya dan wadah berkumpul masyarakat. Perancangan Cultural Center sebagai representasi dari ragam kebudayan yang ada di Kota Tangerang melalui layout ruang, bentuk bangunan dan fungsi yang digunakan. Fungsi tersebut seperti amphitheater, ruang pameran, perpustakaan, multipurpose room, area kuliner dan lainnya, sehingga dapat meningkatkan, memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Kota Tangerang lebih luas