Perbedaan Motif Penggunaan Instagram pada Generasi Y dan Generasi Z di Jabodetabek

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, muncul lah internet yang membawakan sebuah fungsi baru yang menyatukan teknologi dengan media massa. Media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram, menjadi aplikasi pilihan masyarakat Indonesia yang sering diakses. Instagram menjadi salah satu media sosial berbasis aplikasi yang ramai diminati, dengan lebih dari 700 juta pengguna di tahun 2017 di seluruh dunia. Fenomena ini ternyata memicu khalayak baru untuk muncul dan bergabung dengan Instagram. Rentang usia yang dipilih untuk penelitian ini adalah usia 15 hingga 24 tahun yang mewakili generasi Z dan usia 25 hingga 39 tahun yang mewakili generasi Z. Kedua generasi tersebut dipilih karena mayoritas keduanya sangat familiar dengan internet dan media sosial. Maksud penelitian ini adalah mencari tahu apakah ada perbedaan motif menggunakan Instagram pada kedua generasi di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dan menggunakan rumusan teori kebutuhan media oleh Katz, Gurevtich, dan Haas (1973). Hasil penelitian ini adalah, tiap generasi memiliki kecenderungan motif masing-masing. Generasi Y lebih menggunakan Instagram dengan motif integrasi personal, sedangkan generasi Z lebih menggunakan Instagram dengan motif kognitif. Hasil uji beda pun mengatakan ada perbedaan secara signifikan diantara dua generasi, dengan nilai signifikansi yang sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0.05