Objektifikasi Seksual Jonathan Christie: Studi Resepsi Khalayak Pria Dewasa Magdalene

Magdalene hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mensosialisasikan dan memberikan edukasi perihal kesetaraan gender dan feminisme. Latar belakang masyarakat Indonesia yang masih menganut sistem patriarki, menjadi salah satu dasar kehadiran Magdalene yang terus berupaya memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender. Akan tetapi, kemunculan paham-paham baru yang mengganggu suatu budaya tentu akan menimbulkan perbedaan pendapat. Magdalene, platform media daring yang pro prempuan, mendapatkan tantangan ketika harus berhadapan dengan kasus objektifikasi seksual yang berhubungan dengan laki-laki sebagai korban. Objektifikasi seksual merupakan suatu tindakan memperlakukan seseorang hanya sebagai objek hasrat seksual. Objektifikasi seksual tidak dapat terpisahkaan dengan pelecehan seksual. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk merancang penelitian berjudul "Objektifikasi Seksual Jonathan Christie: Resepsi Khalayak Pria Dewasa Magdalene". Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan khalayak pria dewasa terhadap artikel feminis di Magdalene terkait objektifikasi seksual Jonathan Christie. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada pria dikarenakan posisi kaum pria yang menjadi korban pada permasalahan objektifikasi ini. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus agar penelitian ini dapat melihat secara mendalam bagaimana feminisme dan permasalahan objektifikasi yang terjadi terhadap kaum pria. Peneliti melakukan penelitian terhadap lima khalayak yang memberikan pemaknaan terhadap artikel feminis Magdalene terkait objektifikasi seksual Jonathan Christie. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar khalayak belum mampu memaknai artikel feminisme sesuai spirit kesetaraan gender. Hal ini merupakan tantangan kepada feminis agar lebih giat dalam sosialisasi feminisme kepada masyarakat