Pengaruh Keterampilan Berpikir Kritis dan Tingkat Pendidikan terhadap Kemampuan Literasi Digital Generasi Milenial di Jabodetabek

Perkembangan teknologi dalam era digital ini semakin dirasakan dan memberi efek langsung dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu perkembangan teknologi tersebut ialah internet. Lewat internet masyarakat dapat mengakses media digital seperti media online, media chatting, dan media sosial untuk saling bercengkrama, menyebarkan informasi, dan sebagainya. Namun informasi yang tersebar tak selalu benar, adakalanya informasi tersebut merupakan ujaran kebencian oleh suatu kelompok tertentu dan dengan sengaja dibuat dan disebarkan kepada khalayak digital, terutama generasi milenial di wilayah Jabodetabek. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari keterampilan berpikir kritis dan tingkat pendidikan terhadap kemampuan literasi digital generasi milenial di Jabodetabek. Berdasarkan judul penelitian, adapun relevansi dengan jurnalistik pada peneliian ini terletak bagaimana efek yang timbul dari ilmu, teknik, dan proses yang berhubungan dengan informasi (berita, feature, opini, dan sebagainya) yang diterima oleh responden melalui media digital seperti media online, media chatting, dan media sosial. Penelitian ini berlandaskan pada teori Buckingham (2015) mengenai liteerasi digital yang terbagi menjadi empat dimensi, yakni representasi, Bahasa, produksi, dan audiens. Kemudian dimensi tersebut peneliti uraikan menjadi delapan belas dari dua puluh sembilan item pertanyaan. Penelitian yang melakukan survei secara online kepada 448 reponden berusia 19- 39 tahun di Jabodetabek ini mendapat hasil penelitian bahwa, keterampilan berpikir kritis dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan literasi digital. Tingkat pengaruh tersebut sebesar 39%. Secara lebih selanjutnya, keterampilan berpikir kritis mayoritas responden berada pada posisi klasifikasi tinggi. Sedangkan untuk tingkat pendidikan klasifikasinya hanya sebatas sedang. Untuk klasifikasi variabel kemampuan literasi digital berada di angka 2,78 yakni pada klasifikasi sedang, sama seperti variabel tingkat pendidikan