Strategi Akomodasi dalam Pertemanan Antarbudaya Sukarelawan Muslim Indonesia yang Bertugas di Negara Non-Muslim

Komunikasi antarbudaya dalam lingkup pertemanan harus dilengkapi dengan pemahaman individu terkait terhadap akomodasi komunikasi dan kompetensi kebudayaan. Sehingga kemampuan tersebut menjadi sebuah keharusan agar individu yang terlibat dalam komunikasi antarbudaya dan pertemanan antarbudaya dapat memiliki sensitivitas terhadap budaya yang berbeda sehingga dapat menghadirkan komunikasi yang efektif dan terhindar dari konflik antarbudaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui memaparkan bagaimana strategi akomodasi komunikasi serta peran kompetensi budaya dalam mengatasi hambatan komunikasi antarbudaya. Acuan teori yang digunakan adalah teori akomodasi, konsep komunikasi antarbudaya, serta konsep kompetensi budaya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus multikasus Robert K. Yin. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap empat sukarelawan AIESEC di Repubik Ceko, Ukraina, dan Vietnam. Data dianalisis dengan menggunakan penjodohan pola sehingga hasil wawancara dapat dikaitkan dengan teori dan konsep. Hasil penelitian menunjukan stategi akomodasi yang digunakan yaitu konvergensi berupa adaptasi secara verbal maupun nonverbal. Selain itu, partisipan juga menunjukan peran kompetensi budaya dalam mengatasi hambatan komunikasi yang dijumpai. Salah satu bentuk adaptasi yang dapat dilihat ialah dengan mengikuti budaya dominan yang kerap menghabiskan waktu di klub. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengalaman partisipan, umumnya mereka sudah memiliki kemampuan untuk mengakomodasi dan kompetensi dengan baik. Perilaku tersebut terbentuk dari budaya organisasi AIESEC yang diikuti selama periode sebelum keberangkatan