Interpretasi Jurnalis Indonesia terhadap Quality Journalism Media dalam Jaringan di Indonesia

Quality journalism adalah hal yang penting karena berpengaruh terhadap kepercayaan audiens terhadap media dan fungsinya sebagai watchdog dalam sistem pemerintahan demokrasi. Namun penelitian dan referensi tentang quality journalism di Indonesia masih tergolong jarang ditemukan. Kualitas sendiri kerap dinilai sebagai hal yang subjektif dan tidak bisa diukur. Russ-Mohl yang dulu menyatakan hal serupa berubah pikiran dan menyatakan bahwa kualitas bisa diukur dengan membuat kriteria-kriteria. Berangkat dari pemikiran tersebut, Spurk dan Lublinski menyusun sebuah kelompok kriteria quality journalism, dan menyatakan bahwa quality journalism sebuah produk jurnalistik bisa diukur dengan menggunakan analisis konten. Penelitian ini mencoba mencari tahu bagaimana interpretasi para jurnalis di Indonesia terhadap masing-masing kriteria pada indikator pengukuran quality journalism yang dibuat oleh Spurk dan Lublinski. Interpretasi para jurnalis akan dibandingkan per kriterianya satu sama lain untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak. Konsep yang dijadikan acuan adalah pandangan quality journalism dari sisi praktisi profesional yang dicetuskan oleh Lacy dan Rosenstiel, dan kriteria jurnalistik yang disusun oleh Spurk dan Lublinski. Metode penelitian ini adalah studi kasus multikasus holistik dari Yin. Sembilan praktisi jurnalistik profesional dari bagian redaksi melakukan analisis konten terhadap masing-masing satu berita daring straight news dan feature sambil melakukan wawancara mengenai penilaian yang mereka berikan untuk menjadi pendukung hasil penelitian. Analisis isi dilakukan dengan blind review, sehingga para informan tidak mengetahui media yang membuat berita terkait agar tidak menimbulkan bias. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interpretasi semua kriteria berbeda dan masih membutuhkan pembatasan agar interpretasi dapat sama satu dengan lainnya. Jika interpretasi terhadap penilaian tidak sama, maka indikator ini masih perlu pengembangan lebih lanjut sampai bisa disebut sebagai "lem" khusus yang bisa mengukur quality journalism secara objektif dan kuantitatif