Strategi Akomodasi Komunikasi Antarbudaya dan Kearifan Lokal untuk Membangun Toleransi Umat Antaretnis dan Agama (Studi Kasus pada Komunitas Masyarakat di Wilayah Kampung Sawah, Bekasi)

Indonesia adalah negara multikultural. Keadaan ini memicu potensi konflik dalam ranah budaya. Konflik dapat dicegah bila masyarakatnya memiliki kearifan dan kompetensi budaya sebagai salah satu cara untuk membagun sikap toleransi. Maka dari itu, penelitian mengenai kompetensi budaya dan kearifan lokal dalam ranah komunikasi antarbudaya menjadi penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk toleransi, kearifan lokal, strategi akomodasi komunikasi, dan kompetensi budaya yang dimiliki oleh komunitas masyarakat Kampung Sawah. Penelitian ini menggunakan Teori Akomodasi Komunikasi oleh Howard Giles dan dikaji menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap partisipan perwakilan etnis Betawi, Jawa, dan NTT serta agama Katolik, Kristen, dan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi yang ada pada komunitas masyarakat Kampung Sawah terjadi dalam hubungan antarumat beragama serta dalam aktivitas di lingkungan masyarakat. Pemuka agama dan tokoh masyarakat juga selalu mengingatkan untuk menjaga toleransi. Kearifan lokal yang ada berupa nilai yang menghimbau warga pendatang untuk mengikuti budaya setempat, tradisi Sedekah Bumi, forum umat beragama, dan media lokal untuk menyuarakan nilai-nilai toleransi. Dalam melakukan komunikasi antarbudaya strategi akomodasi yang dilakukan adalah strategi konvergensi, divergensi, maintanance, dan overaccomodation. Strategi konvergensi lebih banyak dilakukan oleh warga pendatang, dan strategi divergensi lebih banyak dilakukan oleh warga asli Kampung Sawah. Sedangkan kompetensi budaya yang dimiliki adalah pada dimensi pengetahuan, mindfulness, dan kemampuan berinteraksi