Analisis pengaruh trust, alternative attractiveness, dan subjective norms terhadap commitment serta implikasinya terhadap satisfaction dan advocacy intention : telaah pada konsumen chanel beauty product di Indonesia

Saat ini perkembangan industri kosmetik di Indonesia tergolong solid. Industri kosmetik di Indonesia telah mencapai lebih dari US$ 5 milyar dengan pertumbuhan rata-rata 12%. Industri kecantikan di Indonesia tidak terpengaruh oleh krisis moneter yang terjadi semenjak tahun 2009, dan diperkirakan menjadi negara dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, serta diharapkan akan mencapai angka 20% di tahun 2016 ini. Salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh wanita adalah produk luxury atau high branded product. Terutama produk kecantikan luxury. Menurut PERKOSMI (Persatuan Kosmetik Indonesia), tingginya permintaan pasar domestic premium (high branded) mencapai Rp 2,44 trilyun. Hal ini dimanfaatkan Chanel untuk membuka gerai beauty store nya yang pertama di Indonesia. Penelitian ini membahas faktor apa saja yang mempengaruhi satisfaction dan advocacy intention yang mencakup trust, alternative attractiveness, subjective norms, affective commitment, normative commitment, dan calculative commitment pada konsumen Chanel Beauty Product di Indonesia. Penelitian ini menggunakan descriptive research design dengan metode non-probability sampling dengan teknik judgmental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pada responden sebanyak 150 responden yang merupakan pengguna Chanel Beauty Product. Data kemudian diolah menggunakan structural equation modeling. Penelitian ini mendapatkan temuan bahwa adanya korelasi positif antara trust, subjective norm, alternative attractiveness, affective commitment, calculative commitment, normative commitment, satisfaction, dan advocacy intention. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara calculative commitment dengan satisfaction dan advocacy intention