Analisis Transformasi Digital Dalam Majalah Remaja Perempuan: Studi Kasus Pada Majalah Gadis

Jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Kemudahan mengakses internet dimanfaatkan masyarakat untuk mencari informasi. Beberapa perusahaan di luar negeri menerapkan transformasi digital agar tetap bertahan. Sementara itu, wacana senjakala media cetak pun mulai ramai dibicarakan. Beberapa media cetak majalah di Indonesia seperti HAI, Kawanku, dan Cosmo Girl Indonesia pun memilih untuk berhenti cetak. Namun, masih ada beberapa majalah remaja perempuan yang masih bertahan, salah satunya adalah majalah GADIS di era digitalisasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transformasi digital yang diterapkan GADIS dalam era digitalisasi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan jenis dan sifat kualitatif deskriptif. Peneltian ini menggunakan paradigma postpositivistik. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumen, dan studi pustaka terkait konsep yang digunakan. Konsep yang digunakan adalah Digital Masters yang digagas oleh George Westerman, Didier Bonnet, dan Andrew McAfee. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GADIS melakukan transformasi digital sejak 2010 baik dari segi digital capability dan leadership capability. GADIS memiliki situs web sebagai media daringnya dan beberapa media sosial sebagai sarana memperkaya pengalaman pembacanya. GADIS juga memanfaatkan marketplace untuk menjual majalah cetaknya. Level transformasi digital GADIS berada pada level Fashionistas, di mana digital capability tinggi, tetapi leadership capability rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini seperti belum terjalinnya kerja sama bisnis aggregator dan kurangnya tenaga ahli untuk mewujudkan ide digital yang ada