Proses peliputan dan penulisan berita pada harian kompas

Perkembangan teknologi yang pesat mendorong munculnya sebuah tren baru, yang dikenal dengan konvergensi media. Tren ini lahir dari kekuatiran bahwa media massa konvensional tidak dapat bertahan secara tunggal di tengah era kemajuan teknologi. Kendati demikian, keberadaan media massa konvensional berupa media cetak (majalah, surat kabar, tabloid) tidak serta merta menghilang. Media massa yang kian menjamur melalui internet (media sosial, portal-portal berita online) menghasilkan apa yang disebut „tsunami informasi‟, suatu keadaan ketika informasi yang diproduksi terlalu berlebihan, dapat diakses dari mana saja, dan terkadang, tidak diverifikasi. Di tengah-tengah ancaman tersebut, media konvensional seperti media cetak akhirnya tetap menjadi pegangan. Sistem operasinya yang tidak terlalu mementingkan kecepatan, sebagaimana yang ada pada media-media online, menjadikan media konvensional sumber yang lebih komprehensif dan akurat dalam memperoleh informasi. Harian Kompas adalah salah satu surat kabar yang menjadi saksi perkembangan bangsa Indonesia. Kompas bertahan melewati tiga gelombang kekuasaan, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Kini, harian bermotto “Amanat Hari Nurani Rakyat” ini pun terbukti bertahan melewati era baru, era konvergensi media. Kegiatan kerja magang penulis di Harian Kompas meliputi peliputan di lapangan, wawancara, serta menulis berita straight news maupun feature. Lewat kerja magang di Harian Kompas, penulis mendapat banyak pengalaman praktis tentang dunia jurnalistik cetak. Pengalaman dan pembelajaran ini akan menjadi manfaat yang sangat berguna di dunia kerja jurnalistik selanjutnya