Pola komunikasi kaum lesbian dalam mengungkapkan identitas diri (studi kasus tiga kaum lesbian di Tangerang)

Lesbian merupakan suatu fenomena sosial yang tidak mampu di sangkal. Keberadaannya di sadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat. Hal ini dapat dengan mudah ditemukan di berbagai media massa mengenai keberadaan kaum lesbian, baik dalam melakukan pengungkapan diri, mencari informasi, bahkan dalam mencari pasangan. Pengungkapan jati diri kaum lesbian menggunakan komunikasi non verbal dan non verbal sampai akhirnya kaum lesbian memutuskan untuk terbuka terhadap masyarakat sekitar, dan membina hubungan dengan sesama kaum lesbian. Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode studi kasus. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman dan pemaknaan secara komprehensif tentang pola komunikasi yang digunakan kaum lesbian dalam mengungkapkan identitas diri mereka. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan fakta bawa ketiga informan melewati enam tahapan dalam proses terbentuknya identitas diri mereka dan menggunaakan pola komunikasi verbal dan non verbal. Dari ketiga narasumber dalam mengungkapkan identitas diri mereka ada yang secara over disclosure dan under disclosure. A.N terbuka dengan teman yang bisa di percaya saat ia menceritakan diri nya, C.T sudah terbuka kepada siapapun termasuk kepada orang tuanya, sedangkan S.K under disclosure kepada teman dekatnya. Secara verbal ketiga narasumber melalukan komunikasi tersebut sama dengan masyarakat lainnya. Tidak seperti komunikasi verbal yang digunakan kaum gay. Tetapi dari tiga narasumber lebih menggunakan komunikasi non verbal dalam mengungkapkan identitas diri mereka. Tiap individu berbeda dan sesuai dengan karakteristik lesbian (Stone butch, Soft Butch (Androgyne), dan Femme)