Pengaruh Slow Deep Breathing Exercise Metode Bhramari Pranayama terhadap Tekanan Darah dan Mean Arterial Pressure (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman)

Tingginya prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 - 24 tahun di Indonesia perlu solusi agar angka prevalensi tersebut menurun. Salah satu alternatif solusi yaitu melakukan latihan relaksasi seperti slow deep breathing. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh slow deep breathing exercise terhadap tekanan darah dan mean arterial pressure pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design pada 40 mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2019-2021 dengan teknik consecutive sampling. Subjek diminta melakukan latihan relaksasi slow deep breathing setiap hari selama 3 minggu. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan sebelum dan setelah pemberian perlakuan dengan sphymomanometer air raksa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan, uji wilcoxon, dan uji t tidak berpasangan. Intervensi slow deep breathing menurunkan secara bermakna tekanan darah sistolik (p=0,019), tekanan darah diastolik (p=0,000), dan mean arterial pressure (p=0,006). Sedangkan teknik relaksasi sederhana tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah sistolik (p=0,271) dan mean arterial pressure (p=0,085), tapi menurunkan secara bermakna terhadap tekanan darah diastolik (p=0,039). Uji beda antar kelompok menyatakan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara slow deep breathing dan teknik relaksasi sederhana terhadap tekanan darah sistolik (p=0,304), tekanan darah diastolik (p=0,608), dan mean arterial pressure (p=0,352). Pemberian perlakuan slow deep breathing menurunkan tekanan darah dan mean arterial pressure pada kelompok intervensi. Pemberian perlakuan slow deep breathing tidak memiliki perbedaan efektivitas dengan pemberian teknik relaksasi sederhana, tapi penurunan rerata pada variabel penelitian lebih besar pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol