Strategi Bisnis Coffee Shop di Era Kebiasaan Baru (Studi Kasus di Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)

Pandemi covid-19 ini membuat mobilitas masyarakat dunia terganggu. Dampak dari pandemi covid-19 ini tidak hanya menyasar sektor kesehatan, namun juga berbagai macam sektor lain seperti sektor pendidikan, industri pariwisata dan sektor usaha. Perubahan perilaku konsumen yang terjadi membuat setiap perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang terjadi agar perusahaan atau usaha yang dijalankan dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Era kebiasaan baru merupakan keadaan pemulihan menuju kebiasaan normal setelah adanya pandemi covid-19. Beberapa perubahan terjadi pada era kebiasaan baru, khususnya untuk bisnis coffee shop seperti :(1) penjualan yang belum maksimal seperti keadaan normal; (2) kunjungan konsumen yang belum mencapai taraf normal; (3) operasional coffe shop yang terbatas; (4) penggunaan transaksi online; (5) dan pembentukan unit bisnis sebagai penunjung bisnis utama. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui: (1) pengaruh digital marketing terhadap intention to purchase dalam bisnis coffee shop di era kebiasaan baru; (2) pengaruh celebrity endorserment terhadap intention to purchase dalam bisnis coffee shop di era kebiasaan baru; (3) pengaruh e-money terhadap intention to purchase dalam bisnis coffee shop di era kebiasaan baru; dan (4) merumuskan rekomendasi strategi bisnis coffee shop menggunakan matriks Boston Consulting Group (BCG). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei yang bersifat eksplanasi. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner penelitian. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pegaruh e-money, celebrity endorserment, digital marketing terhadap intention to purchase dan strategi bisnis coffee shop di era kebiasaan baru. Sasaran penelitian adalah konsumen coffee shop yang melakukan pembelian secara online maupun offline. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu Taman Coffee, Society Coffee House, Kalih Coffee and Tea, Milos Coffee, Singgah Coffee and Book dan Soedoet Kaupi. Waktu penelitian yaitu September-November 2022. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Accidental sampling sebanyak 140 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan structure equation model-partial least square (SEM-PLS) untuk mengukur besar pengaruh variabel e-money, endorsement, dan digital marketing terhadap intention to purchase. Kemudian analisis Boston Consulting Group (BCG) digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan pasar, pangsa pasar relatif, dan rekomendasi strategi bisnis coffee shop di era kebiasaan baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif variabel e-money terhadap intention to purchase coffee shop, (2) terdapat pengaruh positif variabel celebrity endorsement terhadap intention to purchase coffee shop, dan (3) terdapat pengaruh positif variabel digital marketing terhadap intention to purchase coffee shop. Kemudian dalam analisis Boston Consulting Group (BCG) menunjukkan bahwa Kalih Coffee and Tea termasuk kedalam kuadran stars, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi hold. Society Coffee House termasuk kedalam kuadran question marks, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi build. Taman Coffee termasuk kedalam kuadran cash cows, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi build. Soedoet Kaupi termasuk kedalam kuadran cash cows, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi build. Milos Coffee termasuk kedalam kuadran pet, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi harvest. Kemudian, Singgah Coffee and Book termasuk kedalam kuadran pet, dan dapat direkomendasikan untuk menggunakan strategi harvest