Objektifikasi Perempuan Dalam Penggambaran Waifu Ditinjau Dari Perspektif Male Gaze

Kebudayaan populer adalah kebudayaan yang diciptakan dengan tujuan untuk hiburan dan memenuhi kebutuhan pasar, sehingga kebudayaan populer dapat dengan mudah dinikmati oleh berbagai kalangan. Menyebarnya suatu kebudayaan dari satu daerah ke daerah lainnya juga dipengaruhi oleh globalisasi, salah satunya adalah masuknya kebudayaan Jepang di Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia familier dengan budaya populer Jepang, contohnya adalah anime. Para penggemar anime yang disebut dengan otaku anime ini juga memiliki ketertarikan terhadap tokoh karakter perempuan fiksi dalam yang biasa disebut dengan waifu (wife). Penelitian ini disusun dengan menggunakan teori Male Gaze milik Laura Mulvey, teori Objektifikasi milik Martha Nussbaum, dan Hiperrealitas milik Jean Baudrillard. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif, menyebarkan kuesioner kepada seluruh anggota komunitas Otaku Sidoarjo dan melakukan wawancara kepada lima orang anggota komunitas Otaku Sidoarjo yang menyukai anime, untuk mengkaji tentang adanya penggambaran dan ketertarikan seorang otaku anime terhadap tokoh karakter perempuan fiksi dalam anime. Hasil penelitan ditemukan bahwa terjadi objektifikasi perempuan dalam penggambaran waifu menurut otaku anime yang berkaitan dengan perspektif Male Gaze dan Hiperrealitas. Hal ini diperjelas dengan narasumber memiliki kriteria khusus dalam memandang tokoh karakter perempuan fiksi dalam anime yang disukainya. Maka, hal ini juga berkaitan dengan hiperrealitas dikarenakan narasumber terjebak dalam realitas palsu tokoh karakter perempuan fiksi yang dijadikannya sebagai waifu