Skrining Beberapa Isolat Khamir Untuk Pengendalian Sclerotium Rolfsii

anaman kacang tanah yang terserang penyakit Sclerotium rolfsii sering kali dikendalikan dengan penggunaan fungisida atau bahan kimia. Penggunaan fungisida atau bahan kimia secara intensif dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan residu lingkungan. Dampak penggunaan fungisida atau bahan kimia menyebabkan beberapa mikroba lebih resisten. Penggunaan khamir antagonis berpotensi digunakan sebagai agens pengendali hayati. Khamir antagonis merupakan salah satu mikroba yang dapat digunakan sebagai agens pengendali hayati karena sifatnya yang tahan pada lingkungan dan dapat menghambat pertumbuhan patogen jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan identifikasi khamir antagonis yang berpotensi sebagai agens pengendali hayati serta mekanisme antagonis yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sedangkan pengambilan sampel diambil di Dusun Wiloso, Kecamatan Wagir, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 sampai dengan Mei 2021. Dari hasil isolasi didapatkan empat isolat khamir antagonis yang berpotensi sebagai agens pengendali hayati, berdasarkan hasil identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis menunjukan bahwa NH1 merupakan Saccharomyces sp., NH2 merupakan Candida sp., NH3 merupakan Pichia sp., dan NH4 merupakan Wickerhamomyces sp. Berdasarkan analisis BLAST menunjukkan bahwa NH4 memiliki homolog 99,84% dengan isolat Wickerhamomyces anomalus. CBS 5759 nomer aksesi MH545921.1. Hasil uji antagonis khamir antagonis menunjukan khamir mampu menekan pertumbuhan patogen jamur Sclerotium rolfsii, yaitu NH1 (Saccharomyces sp.) dengan persentase daya hambat 9,62% mampu menghambat pertumbuhan patogen jamur S. rolfsii, NH2 (Candida sp.) dengan persentase daya hambat 22,21% mampu menghambat pertumbuhan patogen jamur S. rolfsii dan NH3 (Pichia sp) dengan persentase daya hambat 11,11% mampu menghambat pertumbuhan patogen jamur S. rolfsii. Sedangkan NH4 (Wickerhamomyces sp.) dengan persentase daya hambat 32,96% mampu menghambat pertumbuhan patogen jamur S. rolfsii. Hasil mekanisme antagonisme khamir menunjukan NH1 (Saccharomyces sp) tidak terdapat mekanisme. NH2 (Candida sp.) terdapat mekanisme kompetisi. NH3 (Pichia sp.) dan NH4 (Wickerhamomyces sp.) terdapat mekanisme antibiosis. Berdasarkan hasil scanning electron microscope (SEM) menunjukan bahwa NH4 (Wickerhamomyces sp.) terlihat adanya malformasi hif