Kontekstualisasi integrasi nilai-nilai Islam: pengembangan modul bahasa Inggris pada madrasah tsanawiyah

Pembelajaran bahasa Inggris yang seharusnya juga menjadi ruang yang sangat potensial untuk membentuk siswa yang seutuhnya, yaitu siswa yang matang secara spiritual, intelektual, emosional, dan sosial belum sesuai yang diharapkan. Pengajaran masih dipandang sebagai aktifitas mekanik dimana guru sibuk memberi tugas, mengoreksi dan menilai. Selain itu, praktek pembelajaran masih dalam level pembelajaran dasar yang membuat guru tidak sukses mengangkat aspek lain di luar kognisi dan tidak berhasil membantu mereka untuk menghubungkan serta mengintegrasikan materi yang telah diajarkan dengan apa yang mereka alami. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan modul pembelajaran Bahasa Inggris yang terintegrasi secara holistic dengan nilia-nilai keislaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan modul pembelajaran berbasis integrasi-holistik nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hasil dari penelitian ini berupa matrik pembelajaran integrasi dan modul pembelajaran kelas 7 MTs semester 1. Matrik dikembangkan dengan mengacu pada KD dan tema yang terdapat pada buku teks bahasa Inggris. Setelah matrik 1 semester pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan diskusi intensif selama 3 kali sesi bersama guru. Diskusi ini dilakukan via Zoom meeting. Dalam diskusi, aspek-aspek integrasi menjadi fokus utama sehingga guru dan tim peneliti n memiliki 3 fokus pembahasan yaitu kolom integrasi, kolom strategi pembelajaran terbimbing, dan strategi pembelajaran mandiri. Selanjutnya, proses pengembangan diarahkan pada modulnya. Modul dikembangkan dalam beberapa tahapan yaitu perancangan draf awal, diskusi dengan ahli, dan penyusunan akhir modul untuk selanjutnya dilakukan try out kepada siswa MTs. Dari tahapan tersebut, penelitian ini menunjukkan beberapa hasil. Modul integrasi ditandai dengan melibatkan mata pelajaran keislaman yaitu Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Tarekh Islam dalam tema pelajaran bahasa Inggris. Strategi pembelajaran terbimbing memberikan aktifitas dan media yang mengajak siswa melakukan active connection antara bahasa Inggris dan dimensi keislaman dari kehidupan sehari-hari siswa. Modul juga memfasilitasi siswa dengan pembelajaran mandiri yang sangat erat kaintannya dengan kehidupan siswa. Kekurangan yang perlu diantisipasi dari modul ini adalah sistem evaluasi yang belum terukur dengan baik. Penelitian lanjutan diharapkan menghasilkan format evaluasi untuk pembelajaran integrasi dalam mata pelajaran bahasa Inggris