Communication privacy management pada proses coming out kaum biseksual di Surabaya

Coming out telah digambarkan sebagai komponen penting dalam proses pengembangan identitas kaum LGBTQ. Namun tidak semua manusia dengan minoritas seksual mengalami kesulitan yang sama, hal ini dikarenakan ada stigma-stigma berbeda yang mempersulit terkhusus pada kaum biseksual dalam melakukan coming out mengenai orientasi seksualnya. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki pengungkapan diri kaum biseksual dan menganalisis prediktor potensial yang terkait dengan pilihan untuk melakukan coming out berdasarkan pada manajemen privasi komunikasi. Seluruh informasi pada penelitian ini dianalisis dalam pedoman teori Communication Privacy Management dan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif, serta metode penelitian fenomenologi, dimana peneliti membiarkan subjek secara aktif membentuk makna melalui pengalaman pribadinya dalam mengatur informasi privatnya dalam melakukan coming out sebagai seorang biseksual. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam untuk memperoleh hasil dari sudut pandang orang pertama yang berasal dari 3 informan. Dengan menganalisis 4 asumsi terjadinya manajemen privasi komunikasi, ditemukan bahwa seluruh subjek penelitian melakukan seluruh asumsi yang disebutkan dengan cara yang berbeda-beda. Subjek penelitian melakukan coming out dengan tujuan sebagai ajang pembuktian mengenai validitas orientasi seksualnya kepada orang lain dan dirinya sendiri. Para subjek penelitian memaknai pengalamannya sebagai sarana untuk mendapatkan validasi yang ditandai oleh rumitnya aturan privasi namun tetap tidak keluar dari batasan-batasan yang telah mereka tetapkan