KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL (SPLTV) SISWA KELAS X MA SYEKH SUBAKIR NGLEGOK

Studi terhadap kemampuan berpikir kreatif era ini sangat dibutuhkan, seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat. Penelitian tentang kemampuan berpikir kreatif sering diabaikan oleh mayoritas peneliti. Penelitian ini penting karena kebiasaan berpikir siswa dalam penyelesaian masalah hanya sekedar menyelesaikan dengan terpaku pada satu langkah yang diberikan pada contoh. Pembelajaran dengan memaparkan realitas permasalahan berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Syekh Subakir berkemampuan matematika tinggi dalam memecahkan soal cerita materi SPLTV, (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Syekh Subakir berkemampuan matematika sedang dalam memecahkan soal cerita materi SPLTV, (3) mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Syekh Subakir berkemampuan matematika rendah dalam memecahkan soal cerita materi SPLTV. Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, data bersumber dari tes dan wawancara. Sebanyak 6 siswa diberikan tes kemampuan berpikir kreatif terdiri dari soal-soal sistem persamaan linear tiga variabel. Teknik wawancara digunakan sebagai alat untuk mendalami kemampuan berpikir kreatif subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan berpikir kreatif siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal berbasis masalah dengan memenuhi dua indikator berpikir kreatif yakni fleksibilitas dan kebaruan. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi menempati tingkat 3 (kreatif), artinya dalam kategori ini siswa pada tingkat kemampuannya dikatakan kreatif dalam memecahkan masalah matematika pada materi SPLTV dengan menggunakan soal berbasis masalah. (2) Kemampuan berpikir kreatif siswa berkemampuan sedang dalam menyelesaikan soal berbasis masalah dengan memenuhi indikator kebaruan saja dari tiga indikator yang telah ditentukan. Siswa dengan kemampuan matematika sedang menempati tingkat 2 (cukup kreatif), artinya dalam kategori ini siswa pada tingkat kemampuannya dikatakan cukup kreatif dalam memecahkan masalah matematika pada materi SPLTV dengan menggunakan soal berbasis masalah. (3) Kemampuan berpikir kretaif siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi indikator berpikir kreatif yang telah ditentukan, sehingga siswa dengan kemampuan matematika rendah menempati tingkat 0 (tidak kreatif), artinya dalam kategori ini siswa pada tingkat kemampuannya dikatakan tidak kreatif dalam memecahkan masalah matematika pada materi SPLTV dengan menggunakan soal berbasis masalah