HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL REMAJA PUTRI DI DESA KALIBENING, SUKOHARJO, WONOSOBO

Sikap seksual remaja dipengaruhi berbagai hal, baik dari pengetahuan, orang sekitar, media massa, pengalaman, tingkat pendidikan, dan emosi. Masyarakat dulunya tidak mempermasalahkan mengenai perkawinan usia dini. Data pengadilan Jawa Tengah tahun 2019 mengalami peningkatan dispensasi kawin dari tahun sebelumnya sebesar 286,2%, ini dilatarbelakangi karena remaja sudah melakukan seks pranikah. Dari hasil studi pendahuluan pada tahun 2020 calon pengantin laki- laki yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 7 orang dan calon pengantin perempuan yang berusia kurang dari 21 tahun sebanyak 6 orang, pada tahun 2021 calon pengantin laki-laki yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 9 orang dan calon pengantin perempuan yang berusia kurang dari 21 tahun sebanyak 12 orang, usia reproduksi sehat munurut BkkbN untuk laki-laki adalah lebih dari 24 tahun dan untuk perempuan lebih dari 20 tahun. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dirancang menggunakan pendekatan cross sectional. Populasinya ialah seluruh remaja putri di Desa Kalibening sejumlah 313 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 46 responden. Analisis menggunakan data program SPSS dengan tehnik Shampiro-Wilk. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri baik yaitu sebanyak 23 responden (50%) dan cukup yaitu debanyak 23 responden (50%). Sikap seksual remaja putri yang positif yaitu sebanyak 45 responden (97,8%). Hasil analisis dengan menggunakan rank spearman uji statistik p value = 0,149> α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seksual remaja putri Di Desa Kalibening. kata kunci: KESEHATAN REPRODUKSI, SIKAP SEKSUAL, REMAJA PUTR