Strategi Pengelolaan Tambak Silvofishery Udang Vanamei (Penaeus vanamei) di Kawasan Mangrove Jembatan Api-Api Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta

Penelitian ini berjudulStrategi Pengelolaan Tambak Silvofishery Udang Vanamei (Penaeus Vanamei) Kawasan Mangrove Jembatan Api-Api Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Di kawasan Mangrove Jembatan Api-Api (MJAA) ini telah banyak dibuka lahan pertambakan Udang Vanamei. Pembukaan tambak di kawasan mangrove atau yang dikenal dengan sebutan silvofisheryini dapat mempengaruhi keberadaan mangrove. Namun di sisi lain adanya pembukaan tambak ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Produktivitas silvofishery sangat dipengaruhi oleh banyak faktor penting. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana faktor-faktor ekologi,ekonomi dan sosial mempengaruhi produktivitas silvofishery dan bagaimana cara pengelolaan agar keberlanjutan silvofishery dapat terus terjaga.Tujuan Penelitian ini adalah 1) mengetahui faktor ekologi, sosial dan ekonomi dari sistem silvofishery 2) mengetahui model sivofishery di kawasan Mangrove Jembatan Api-Api Desa Jangkaran Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta 3) mengetahui faktor penting pengelolaan sistem silvofishery dan 4) menganalisis strategi pengembangan sistem silvofishery. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi gabungan, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan) dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis data dilakukan menggunakan analisis faktor penting menggunakan Micmac dan strategi pengelolaan dianalisis menggunakan analisis SWOT dengan interaksi IFAS dan EFAS. Hasil penelitian ini adalah faktor ekologi yang berupa parameter lingkungan di tambak silvofishery di lokasi penelitian memiliki temperatur perairan berkisar 27,7–28,8oC, salinitas berkisar 15-32‰, pH air berkisar 6,8-8, DO berkisar 7,1-8,5 ppm, NO20,001-2,256 ppm, PO4>1,382 ppm, NH4>0,663 ppm dan TOM 91-224 ppm. Berdasarkan PP Nomor 20 Tahun 1990 (baku mutu air), secara umum kondisi air di lokasi termasuk dalam air golongan C (air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan) sehingga tergolong layak untuk kehidupan ikan,udang dan bakteri pengurai dan dalam kondisi optimal bagi pertumbuhan ikan.Untuk penutupan vegetasi mangrove di kawasan MJAA hanya ditemukan 3 jenis yaitu Avicenia marina, Rhizophora apicullata dan Nypa fruticans, untuk kerapatan di MJAA memiliki 100-710 ind per ha sehingga termasuk dalam kategori buruk (jarang). Nilai Total Ekonomi diperoleh dari pendapatan petani yaitu rata-rata Rp. 81.385.000 per tahun. Model silvofishery yang diterapkan di lokasi adalah model komplangan. Analisis faktor penting menunjukkan bahwa variabel-variabel yang merupakan faktor penting memiliki hubungan yang kuat antar variabel. Dan berdasarkan analisis SWOT, strategi yang diterapkan adalah strategi W-O yaitu dibutuhkan beberapa strategi baru untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada dengan menggunakan peluang yang dimiliki