Analisis Pendapatan dan Konsumsi Perajin Tikar Pandan di Desa Pesahangan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap

Tikar pandan merupakan salah satu produk unggulan dari industri ekonomi kreatif yang dimiliki oleh Desa Pesahangan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima perajin tikar pandan dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga, serta untuk mengetahui pengaruh pendapatan, lama pendidikan dan jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi rumah tangga perajin tikar pandan di Desa Pesahangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga perajin tikar pandan di Desa Pesahangan ada sebanyak 910 perajin tikar pandan. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 278 responden dengan menggunakan simple random sampling method. Untuk pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara dan kuesiener, sedangkan teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner.Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan analisis logistik biner menunjukkan bahwa: (1) Total pendapatan yang diterima perajin dari adanya usaha tikar pandan adalah sebesar Rp192.864.000,00/bulan dengan rata-rata per perajinnya memperoleh pendapatan setiap bulannya sebesar Rp693.755,40,00/bulan. (2) Kontribusi pendapatan dari usaha tikar pandan terhadap pendapatan keluarga adalah sebesar 59,34% dan kontribusinya cukup besar terhadap pendapatan keluarga (3) Secara simultan, variabel pendapatan, lama pendidikan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga perajin tikar pandan. (4) Secara parsial, variabel pendapatan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah tangga perajin, sedangkan variabel lama pendidikan berpengaruh negatif terhadap konsumsi rumah tangga perajin.Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu perlunya pengembangan inovasi dan kreativitas bagi perajin untuk menghasilkan produk selain tikar pandan sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Selain itu, perlunya memberikan pelatihan diversifikasi produk dan pelatihan produk desain untuk dapat mencakup pangsa pasarnya menjadi lebih luas sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diterima perajin, serta perlu juga memberikan pelatihan pengelolaan keuangan usaha untuk meminimalisir kerugian usaha yang diakibatkan oleh tidak tertatanya manajemen keuangan usaha