Valuasi Ekonomi Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan Kabupaten Purbalingga

Gunung Slamet merupakan gunung api aktif tertinggi yang berada di Jawa Tengah. Gunung Slamet juga berkaitan erat dengan kepentingan ekonomi, contohnya sebagai penyedia sumber air, lahan pertanian, lahan peternakan, daerah wisata, dan lain-lain. Dalam pemanfaatannya Gunung Slamet digunakan sebagai daerah wisata yaitu sebagai tujuan pendakian Gunung Slamet. Valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan ekowisata Gunung Slamet. Namun, kunjungan wisatawan mengalami fluktuatif tiap tahunnya maka perlu diadakan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan pendakian Gunung Slamet via Bambangan dan juga untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis nilai valuasi jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan dengan menggunakan metode travel cost method. selanjutnya, menganalisis apakah faktor biaya perjalanan, jarak tempuh, usia, pendapatan, dan keanggotaan klub mempengaruhi jumlah kunjungan pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Dan terakhir, menganalisis variabel manakah yang paling mempengaruhi jumlah kunjugan pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Populasi penelitian ini merupakan para pendaki Gunung Slamet via Bambangan, selanjutnya dalam penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling. Untuk jumlah sampel berjumlah 100 orang yang didapat menggunakan rumus Taro Yamane. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan kuisioner lalu teknik analisis mengunakan travel cost method dan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan valuasi ekonomi mempunyai nilai rata-rata biaya perjalanan sebesar Rp232.300,00 dan nilai total biaya perjalanan sebesar Rp23.230.000,00. Selanjutnya, variabel biaya perjalanan dan jarak tempuh berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan variabel usia dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Selanjutnya, para pendaki yang mengikuti klub pecinta alam memiliki jumlah kunjungan pendakian Gunung Slamet via Bambangan lebih banyak. Dan terakhir, variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah kunjungan pendakian Gunung Slamet via Bambangan adalah variabel dummy keanggotaan klub. Implikasi pada penelitian ini yaitu pengelola pendakian Gunung Slamet via Bambangan ataupun pemerintah daerah dapat melakukan penambahan dan perbaikan fasilitas antara lain penambahan lahan untuk parkir para pendaki, penataan dan perawatan kembali jalur pendakian untuk memudahkan para pendaki, sosialisasi tentang pengelolaan pembuangan sampah agar jalur pendakian tetap terjaga dan bersih dari sampah yang dibawa oleh para pendaki, dan lain-lain. Hal ini dapat menambah minat para pendaki untuk melakukan pendakian dan akan meningkatkan jumlah berkunjung kembali dari para pendaki