Prevalensi Infeksi Campuran oleh Bakteri Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) pada Pasien dengan Diagnosis Klinis Otomikosis

Bakteri penghasil Extended-Spectrum Beta-Lactamases (ESBL) merupakan bakteri yang resiten terhadap banyak antibiotik. Kajian Antimicrobial Resistance nasional di 8 rumah sakit pada tahun 2016 dengan ESBL pada Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae sebagai indikatornya mendapatkan hasil prevalensi sebesar 60%. Infeksi campuran bakteri pada pasien otomikosis merupakan sebuah tantangan dan masalah bagi dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan maupun pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi infeksi campuran bakteri ESBL pada pasien dengan diagnosis klinis otomikosis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2022 di Klinik THT-KL RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 44 pasien yang diambil dengan metode total sampling sesuai dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang didiagnosis klinis otomikosis dan berusia > 17 tahun. Penelitian dilakukan dengan cara sampel sekret telinga pasien diambil oleh dokter spesialis THT, kemudian langsung diinokulasikan pada HiCromeTM UTI Agar M1353. Bakteri penghasil ESBL diamati dengan melakukan subkultur isolat gram negatif yang tumbuh di media HiCromeTM UTI Agar M1353 ke dalam media HiCrome™ ESBL Agar. Subjek penelitian paling banyak berada pada rentang usia 26 - 35 tahun (28,57%), dengan persentase jenis kelamin pada pasien otomikosis seimbang antara laki- laki dan perempuan sebesar 50%. Dari total 46 sampel, didapatkan prevalensi infeksi campuran oleh bakteri ESBL pada pasien dengan diagnosis klinis otomikosis sebesar 4,34%. Bakteri ESBL yang ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa