UJI KINERJA MESIN PENCETAK PELETDALAM MENGHASILKAN BIOPELET CAMPURAN SERBUK GERGAJI DAN CANGKANG KELAPA SAWIT

Peningkatan kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furnitur yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah penduduk telah mengakibatkan terjadinya penumpukan limbah pengolahan kayu dalam jumlah yang cukup besar dan memberikan dampak negatif bagi lingkungan apabila tidak ditanggulangi. Produk sampingan pengolahan kayu berupa serbuk gergajian merupakan bahan yang memiliki kandungan utama berupa lignin, hemiselulosa, dan selulosa yang sangat berpotensi apabila dimanfaatkan dalam pembuatan biopelet. Namun, biopelet yang dihasilkan dari bahan baku ini masih belum memenuhi standar SNI, yaitu nilai kalor dan densitas yang berada dibawah standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi serbuk gergaji dan cangkang kelapa sawit serta kecepatan putaran flat die pada mesin pencetak pelet terhadap karakteristik biopelet yang dihasilkan. Prosedur yang digunakan dalam pengujian karakteristik biopelet adalah American Standard Testing and Material (ASTM) dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan SNI 8021:2014 tentang kualitas pelet kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cangkang kelapa sawit dan peningkatan kecepatan putaran pada flat die mampu meningkatkan karakteristik biopelet yang dihasilkan. Biopelet pada penelitian ini memiliki kadar air 1,25 - 1,86%, kadar zat terbang 70,72 – 72,17%, kadar abu 1,33 – 1,65%, kadar karbon 24,55 – 26,05%, densitas 0,2999 – 0,7189%, serta nilai kalor 4234,3180 – 6017,5032 kkal/kg