PEMANFAATAN AMPAS TEBU (Baggase) SEBAGAI BRIKET PENGUSIR NYAMUK AROMATERAPI DENGAN PEREKAT TEPUNG MAIZENA

Ampas tebu adalah residu dari proses penggilingan tebu. Tiap kilogram ampas tebu mengandung gula sekitar 2,5%, memiliki kalor sebesar 1825 kkal yang berpotensi untuk dijadikan briket. Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang bisa digunakan sebagai energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produk briket dari limbah ampas tebu dengan variasi komposisi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium dengan beberapa tahapan yaitu persiapan bahan, karbonisasi, penghancuran dan pengayakan arang, pencampuran arang dengan cengkih, serai wangi, perekat dan air, pencetakan briket, pengeringan briket dan analisis kualitas briket. Penelitian ini menggunakan lima variasi komposisi yaitu 50% arang : 25% cengkih : 25% serai wangi , 50% arang : 50% serai wangi, 50% arang: 50% cengkih, 50% arang : 30% serai wangi : 20% cengkih, dan 50% arang : 30% cengkih : 20% serai wangi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa briket dengan variasi komposisi 50% arang : 50% serai wangi adalah variasi yang paling unggul dalam uji organoleptik. Briket terbaik pada uji aktivitas nyamuk adalah briket dengan komposisi 50% arang : 30% cengkih : 20% serai wangi dengan waktu 1 menit, 30 detik untuk mematikan nyamuk. Briket yang paling baik dari segi kadar air adalah briket dengan komposisi 50% arang: 50% cengkih dengan kadar air sebesar 5,40%. Pada uji kadar abu briket dengan komposisi 50% arang : 30% cengkih : 20% serai wangi yang paling baik mutunya yaitu 4,52%, pada uji kadar zat terbang briket dengan komposisi 50% arang : 30% serai wangi : 20% cengkih adalah briket terbaik dengan kadar zat terbang sebesar 5,40% dan pada uji nilai kalor adalah variasi dengan komposisi 50% arang : 25% cengkih : 25% serai wangi yang mempunyai nilai kalor tertinggi yaitu sebesar 3850,5288 Cal/gr