PROTOTYPE STIRRED TANK FERMENTOR UNTUK MENGKONVERSI MOLASSES MENJADI BIOETANOL DITINJAU DARI VARIASI pH DAN WAKTU FERMENTASI

Krisis energi bahan bakar merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir setiap negara. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan adalah bioetanol. Bahan baku produksi bioetanol dapat menggunakan molase yang merupakan sisa pembuatan gula tebu namun masih mengandung glukosa dan nutrisi tinggi. Molases adalah hasil samping pada pembuatan gula tebu (Saccharum officinarum), yang biasa disebut sebagai tetes tebu. Penelitian ini memanfaatkan limbah pabrik gula/molasses sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol. Tingginya kandungan gula dalam molasses sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan waktu fermentasi terhadap bioetanol yang dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi pada prototype fermentor, dengan variasi pH yang digunakan yaitu 4, 4,5 dan 5. Serta variasi waktu fermentasi yaitu selama 2, 3, sampai 4 hari.Hasil menunjukkan %yield tertinggi pada pH 4,5 dengan waktu fermentasi selama 3 hari. Berdasarkan hasil analisa karakteristik produk bioetanol, didapatkan nilai densitas, viskositas, indeks bias, nilai kalor, kadar alkohol paling optimum yaitu: 0,7854 gr/ml, 0,0141 poise, 1.3633, 5.196,3496 cal/g, dan kadar 62%. Berdasarkan analisa karakterisitik bioetanol tersebut, rata-rata sudah memenuhi standar SNI