ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI NAGARI ARIPAN KABUPATEN SOLOK DENGAN PENDEKATAN VALUASI LINGKUNGAN METODE BIAYA PENGARUH TERHADAP PRODUKSI (EFFECT ON PRODUCTION) DAN KESEHATAN (EFFECT ON HEALTH)

Pengelolaan sampah dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, tergantung pada bagaimana praktek pengelolaan yang dilakukan. Indonesia yang memiliki wilayah perdesaan 89,44% dari total wilayahnya, membuat pengelolaan sampah di wilayah perdesaan menjadi penting dalam agenda pembangunan nasional. Nagari Aripan sebagai salah satu wilayah perdesaan memiliki topografi perbukitan sehingga daerah resapan air yang terhubung dengan sumber air masyarakat menjadi penting untuk diperhatikan. Berdasarkan observasi awal pengelolaan sampah oleh masyarakat belum dilakukan dengan baik. Selain itu, jumlah penduduk yang besar membuat potensi timbulan dan cemaran oleh sampah semakin besar pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung timbulan dan komposisi sampah, menganalisis sistem pengelolaan sampah dan menganalisis nilai ekonomi sampah berdasarkan valuasi lingkungan sistem pengelolaan sampah di Nagari Aripan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah SNI 19-3964-1994 untuk timbulan dan komposisi sampah, wawancara, observasi lapangan, studi literatur dan analisis deskriptif untuk sistem dan valuasi lingkungan sistem pengelolaan sampah. Hasil penelitian menunjukkan timbulan sampah di Nagari Aripan yaitu ±627,86 ton/tahun atau ±4.072,02 m3/tahun. Komposisi timbulan sampah di Nagari Aripan didominasi oleh sampah organik 70,66%, plastik 14,92% dan kertas 5,33%. Sistem pengelolaan sampah eksisting di Nagari Aripan terdapat 3 pola yaitu pengelolaan tanpa pemilahan, pengelolaan dengan diangkut ke TPA dan pengelolaan dengan pemilahan. Sistem pengelolaan sampah eksisting berdasarkan pendekatan valuasi lingkungan di Nagari Aripan tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan, namun menimbulkan dampak kerugian terhadap produksi sebesar Rp 23.567.563,-/tahun dari lahan pertanian yang digunakan untuk penumpukan dan pembakaran sampah. Selain itu, masyarakat juga kehilangan potensi pendapatan dari pengolahan sampah organik dengan menggunakan maggot BSF sebesar Rp 870.306.550,-/tahun dan dari pengelolaan sampah anorganik komersil sebesar Rp 66.156.607,-/tahun. Berdasarkan aspek teknis dan non teknis sistem pengelolaan sampah eksisting menimbulkan kerugian Rp 246.656.904,-/tahun, sedangkan pada sistem pengelolaan sampah organik dan anorganik menghasilkan pendapatan Rp 617.524.152,-/tahun