Tingkat Kejadian Kecacingan Sapi Potong pada Peternakan Rakyat di Kabupaten Mesuji

Incidence rate of helminthiasis in Mesuji District is not yet known, the importance of basic data on helminthiasis cases to help farmers who are developing beef cattle farming businesses so as not to cause a decrease in economic value. Research held in beef cattle smallholder farms at Mesuji District on December 2021 – January 2022. This study aims to analyze the Incidence rate of helminthiasis cases. The research type is exploration method. Data collection was done by taking all fecal sample from 360 beef cattle in Way Serdang sub-district and Simpang Pematang sub-district. Fecal samples examination checked with Mc. Master and Sedimentation test at Veterinary Laboratory of Lampung. The results showed that the percentage of helminthiasis Incidence rate in Mesuji District was 66,7%, there were worms of the Nematode 41,6%, Trematode 73,8% and Cestode 1,94% classes. The highest incidence rate of helminthiasis in beef cattle at smallholder farms in Mesuji district ranging from 100-1.500 eggsTingkat kejadian kecacingan di Kabupaten mesuji belum diketahui, perlu data dasar tingkat kejadian kecacingan untuk membantu peternak yang sedang mengembangkan usaha peternakan sapi potong agar tidak menyebabkan penurunan nilai ekonomis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 – Januari 2022 di peternakan sapi potong rakyat Kabupaten Mesuji. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kejadian kecacingan. Jenis penelitian Eksploratif. Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Simpang Pematang dan Way serdang dengan cara mengambil feses dari 360 ekor sapi. Pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Veteriner Lampung menggunakan uji sedimentasi dan Mc. Master. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Kejadian Kecacingan di Kabupaten Mesuji sebesar 66,7%, terdapat kelas cacing yaitu Nematoda 41,6%, Trematoda 73,8 dan Cestoda 1,94%. Infeksi parasit cacing sapi potong peternakan rakyat di Kabupaten Mesuji dalam kategori ringan sampai sedang dengan jumlah telur (100–1.500 butir/gram). &nbsp