Metode penafsiran ayat-ayat qasam dalam Alquran pada juz 30: Studi komparatif kitab al-tafsir al-Bayani li Alquran al-Karim karya 'Aisyah bintu Al-Syati dan kitab Jami' Al-Bayan 'An-Ta'wil Alquran karya Ath-Thabari

Dalam Alquran terdapat salah satu disiplin ilmu yaitu qasam yang berarti sumpah. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa ayat yang menggunakan berbagai huruf qasam sebagai suatu penekanan yang digunakan. Kalimat qasam sendiri memiliki beberapa makna yang berbeda dari setiap mufassir, salah satunya ialah huruf waw pada qasam. Pemaknaan dalam muqsam bih yang diawali dengan waw qasam memiliki perbedaan, ada salah satu mufassir yang memaknainya harus sebagai suatu realita yang terjadi dan dialami oleh manusia itu sendiri yaitu dalam Al-Tafsir Al-Bayani Lil Al-Qur’an Al-Karim karya ‘Aisyah Al-Syathi’, sedangkan ada juga yang memaknai sebagai suatu fenomena alam, salah satunya dalam tafsir Jam’ul Bayan At-Ta’wili yil Qur’an karya ‘At-Thabari’. Tentunya itu semua bertujuan untuk memudahkan pemaknaan dalam Alquran dapat dipahami oleh setiap manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna muqsambih yang di dahului dengan huruf yang menggunakan waw qasam dalam juz 30 pada dua tafsir yaitu Al-Tafsir Al-Bayani Lil Al-Qur’an Al-Karim karya ‘Aisyah Al-Syathi’ dan tafsir Jam’ul Bayan At-Ta’wili yil Qur’an karya ‘At-Thabari’. Dengan menggunakan kedua tafsir tersebut diharapkan dapat mengambil pemahaman terkait dengan makna pada ayat yang diawali dengan huruf waw qasam. Metode yang digunakan ialah studi pustaka (library research) dengan jenis penelitiannya yaitu kualitatif, adapun sumber primer yang digunakan ialah ayat-ayat yang diawali dengan waw qasam pada juz 30dan kitab Al-Tafsir Al-Bayani Lil Al-Qur’an Al-Karim karya ‘Aisyah Al-Syathi’ dan tafsir Jam’ul Bayan At-Ta’wili yil Qur’an karya ‘At-Thabari’. Sedangkan sumber sekundernya ialah buku yang berkaitan dengan qasam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman makna dari kedua mufassir tersebut dalam memahami muqsam bih yang diawali dengan huruf waw qasam. Dimana ‘Aisyah Al-Syathi’ memaknainya dengan adanya keharusan objeknya bersifat realita yang dapat terjadi maupun berhubungan langsung dengan manusia. Sedangkan ath-Thabari memaknainya dengan sebuah hal yang begitu luas terlepas dari apapun bahkan dapat mencakup fenomena alam atau sesuatu yang abstrak dalam kehidupan manusia. Sehingga dengan ini kita dapat mengambil hikmah yang terdapat dari ayat yang mengandung qasam dengan menggunakan huruf waw