Wahdat al-adyan menurut Ibn ‘Arabi: kajian hermeneutika tafsir sufi dalam kitab al-futuhat al-makkiyah

Melihat realitas di Indonesia sekarang ini, banyak ditemui bermacam jenis permusuhan, berbagai teror dan beragam penyiksaan. Nampaknya perlu menelaah bahwa terjadinya konflik diantara pemeluk agama tidak berlandaskan pada akidah semata, tetapi juga adanya latar belakang politis, budaya dan ekonomi yang menjadi pemicunya. Beragam bentuk untuk mengatasi problem tersebut. Bagaimana cara agar dalam berkehidupan tidak carutmarut, berselisih sesama manusia, adalah dengan merendahkan hati, membesarkan kemanusiaan. Salah satu solusi untuk mencegah konflik horizontal ialah mengadakan komunikasi antar iman. Model ini diawali dengan konsensus bersama, kesepahaman bersama, dan dilandasi keyakinan, keinginan yang baik untuk sama-sama menuju perdamaian. Penelitian ini ingin memberikan sumbangsih dengan mengajukan Wah}da>t al-Adya>n sebagai argumen agar konflik tersebut mereda serta perdamaian dapat terwujud. Ide ini mengajarkan bahwa seluruh agama merupakan satu kesatuan secara hakikat. Yakni tidak ada distingsi antara agama satu dengan agama yang lain. Wah}da>t al-Adya>n Ibn ‘Arabi, dalam hal ini, lebih bersifat Al-Qur’an sentris daripada tokoh-tokoh Wah}da>t al-Adya>n yang lain. Bagaimana konteks sosial Ibn ‘Arabi, bagaimana makna wah}da>t al-Adya>n melalui penafsiran ayat-ayat agama dalam kitab Al-Futu>hat al-Makkiyah karya Ibn ‘Arabi, lalu bagaimana implikasi wah}da>t al-Adya>n dalam kehidupan agama di Indonesia adalah rumusan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelian kualitatif lebih menitikberatkan kepada ranah deskripsi. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah library research (peneletian pustaka) dengan sumber primer kitab Al-Futu>hat al-Makkiyahdan sumber sekundernya kitab-kitab Ibn ‘Arabi yang lain seperti Fusus al-Hikam serta buku-buku yang mendukung penelitian ini. Penggunaan teori hermeneutika Jorge Gracia penulis gunakan sebagai alat bedah penelitian ini dengan mencari fungsi airhistoris, fungsi pengembangan makna, dan fungsi implikasi. Penelitian ini menemukan beberapa hasil: 1) Dilatarbelakangi dua kondisi yaitu internal dan eksternal. Internalnya ialah ia menulis berlandaskan ilham dari Allah, bahkan ia pernah bertemu dengan Tuhan. Eksternalnya, ia menulis kitab tersebut saat berada di Makkah, yang meskipun demikian, ia tetap terpengaruh oleh konteks keagamaan di Spanyol sebgai pembentuk pemikiran dan pengalamannya. Adapun konteks keagamaan di Timur Tengah dan Spanyol tidak jauh berbeda, dipenuhi dengan peperangan antar dinasti, baik dinasti antar agama Islam dan Kristen, maupun antar Islam dengan Islam. Selain itu, persaingan mazhab, pertikaian kekeluargaan hingga terjadi pembunuhan juga turut mengelilingi kehidupan Ibn ‘Arabi. 2) Kesatuan agama-agama berkembang menjadi kesatuan umat beragama dengan dasar yang sama yakni bahwa manifestasi Tuhan terdapat dalam segala bentuk. Dengan begitu dapat mencari titik temu terhadap hal-hal yang mereka ajarkan. 3) Ide wah}da>t al-Adya>n Ibn ‘Arabi memiliki kesamaan semangat dengan ide universalisme dan pluralisme yang telah ada di Indonesia. wah}da>t al-Adya>n dimaknai sebagai kemajemukan, keberagamaan atau kebinekaan. Dengan begitu, pencarian titik temu terhadap kemajemukan dapat melalui ide wah}da>t al-Adya>n sebagai pelengkap dari ide pluralisme dan universalisme