Pembinaan Akhlakul Karimah dan Sikap Mandiri di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2021/2022

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlakul karimah dan sikap mandiri serta hambatan dan solusi dalam pelaksanaan pembinaan akhlakul karimah dan sikap mandiri di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan analisis data dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksi data sesuai kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis dan terakhir disimpulkan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pembinaan akhlakul karimah di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dilakukan melalui: pembiasaan keagamaan sebelum pembelajaran, melalui kegiatan ektrakurikuler, dan juga dilakukan melalui proses pembelajaran. 2) Pembinaan sikap mandiri di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dilakukan melalui pengarahan aktivitas sehari-hari, melalui ekstrakurikuler memasak dan menjahit, pelatihan kewirausahaan, juga melalui terapi khusus anak tunadaksa. 3) Hambatan dan solusi dalam pembinaan akhlakul karimah di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dengan hambatan seperti: a) kondisi siswa dengan keterbatasanannya sehingga pendidik melakukan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi masing-masing siswa, b) kurangnya fasilitas yang memadai sehingga pembinaan dilakukan dengan memaksimalkan sebaik mungkin fasilitas yang ada, dan c) dari latar belakang guru yang mayoritas bukan dari lulusan pendidikan luar biasa dengan solusi adanya pembekalan pendidikan luar biasa kepada guru baru. 4) Hambatan dan solusi dalam pembinaan sikap mandiri di SMPLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru, dengan hambatan antara lain: a) kurangnya ruang kelas yang memadai sesuai kebutuhan khusus siswa sehingga pembinaan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa, b) kurangnya sarana dan prasarana yang memadahi sehingga pembinana juga dilakukan melalui beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan terapi khusus untuk anak tunadaksa, dan c) keadaan siswa yang mudah mengeluh dan mudah berubah suasana hatinya dengan solusi melalui pendekatan sosial yang dilakukan oleh guru