Strategi dakwah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran pada kegiatan kajian tahsin pekanan oleh Yayasan Al-Islah Cilacap

Strategi dakwah merupakan aspek penting dalam sebuah kegiatan yang meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran karena strategi dakwah menentukan parameter keberhasilan tujuan dakwah yang disepakati seseorang atau sekelompok organisasi dakwah sehingga hal ini menjadi penting untuk dilakukan penelitian. Yayasan Al-Ishlah Cilacap merupakan bagian dari penggerak dakwah Al-Quran yang pelaksanaannya memandang penting strategi dakwah sebagai parameter yang baik dalam mencapai tujuan dakwah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Yayasan Al-Ishlah Cilacap menerapkan strategi dakwah dalam memperbaiki kemampuan membaca Al-Quran Cilacap pada kegiatan tahsin pekanan dan bagaimana tantangan serta peluang dari kegiatan kajian tahsin tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data penelitian diambil melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, data tersebut diuji keabsahannya dengan triangulasi sumber. Setelah data terkumpul maka dianalisis menggunakan reduksi data, kemudian penyajian data, lalu kesimpulan atau Verifikasi data. Temuan dalam penelitian ini meliputi (1) strategi dakwah yang dilakukan dalam kegiatan tahsin pekanan menggunakan strategi rasional, indrawi dan sentimental. Dari ketiga strategi tersebut, Yayasan Al-Ishlah lebih menekankan kepada strategi rasional. Dengan strategi rasional ini para mad’u lebih mudah mengerti terkait dengan materi dakwah yakni ilmu bacaan Al-Quran. Untuk mencapai adanya strategi tersebut maka diperlukan metode dakwah yang baik, yakni meliputi metode bil hal berupa perilaku yang baik dari da’i dan anggota yayasan itu sendiri. Metode bil lisan yakni tercermin dari metode iqra, muriq dan penyampaian da’i melalui lisan terkait Al-Quran. Metode bil kitabah yang tercermin pada rangkaian kegiatan menulis diantara materi Al-Quran yang harus mad’u salin kembali tulisan da’i di papan tulis. (2) peluang dan tantangan dalam melaksanakan kegiatan tahsin pekanan yang terdiri dari mad’u yang bukan lagi usia produktif. Peluang tersebut adalah peluang mengembangkan strategi rasional dalam dakwah karena masyarakat lebih memperhatikan aspek rasional, peluang berperan sebagai bagian dari menghidupkan Al-Quran, peluang untuk mendapatkan banyak relasi yayasan, dan peluang membangun citra baik yayasan di mata masyarakat. Sedangkan tantangannya adalah tantangan menghalau terjadinya kristenisasi di daerah tersebut, tantangan pendanaan, tantangan kesabaran untuk menghidupkan Al-Quran dalam diri masyrakat yang sudah bukan usia produktif, dan tantangan membantu memelihara tingkat konsistensi mad’u dalam menghadiri kajian tahsin tersebut