Pembinaan kelas pra nikah di klinik nikah Semarang dalam perspektif manajemen dakwah

Pada organisasi dakwah dalam proses pencapaian tujuan diperlukan sebuah manajemen yang baik, untuk dapat menjadi dinamisator dari keseluruhan kegiatan yang dinamis dan terarah, karena hampir dalam setiap sendi kehidupan peranan manajemen sangatlah vital, dan demikian juga yang terjadi pada sebuah lembaga dakwah. Perencanaan merupakan bagian dari ilmu manajemen yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam rumah tangga. Untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga perlu persiapan yang matang. Karena itu salah satu yang penting adalah pembinaan pra nikah sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan calon pengantin dalam membentuk rumah tangga yang bahagia. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Bagaimana pembinaan kelas pra nikah di Klinik Nikah Semarang dalam perspektif manajemen dakwah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui proses pembinaan kelas pra nikah di Klinik Nikah Semarang dalam perspektif manajemen dakwah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adapun sumber data nya yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan kelas pra nikah di Klinik Nikah Semarang dilaksanakan dengan menentukan visi-misi, sasaran, subyek dan obyek, serta menjalankan dan menerapkan teori dakwah yang berpijak pada Qur’an dan Hadits. Dan pembinaan kelas pra nikah perspektif manajemen dakwah di KLIK Semarang, merupakan rencana yang efektif dalam mengajak manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, sehingga akan tercipta kehidupan rumah tangga yang harmonis. Dan kegiatan pembinaan kelas pra nikah yang dilaksanakan oleh KLIK Semarang dalam pelaksanaannya berlandaskan pada fungsi-fungsi manajemen dakwah, dimana dalam mengadakan pembinaan tersebut terlebih dahulu direncanakan hal-hal pokok yang akan dibutuhkan dalam kegiatan pembinaan, diantaranya dengan mengadakan rapat setiap akan mengadakan pembinaan, memilih petugas pelaksana yang akan bertugas dalam kegiatan, mempersiapkan alat-alat perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan tersebut dilaksanakan. Pengorganisasian dakwah yang disusun sebagai berikut: pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan anggota serta pembagian tugas yang akan dijalankan oleh pelaksana. Fungsi yang ketiga adalah pelaksanaan dakwah yaitu dengan memberikan motivasi, membimbing, mengkomunikasikan dan mengarahkan para anggotanya. Fungsi yang terakhir adalah pengawasan yang dilakukan oleh ketua, sekretaris dan panitia penyelenggara dengan cara mengawasi dan memonitor semua kegiatan pembinaan serta anggotanya dalam melaksanakan tugasnya masing-masin