Paradigma interpretif dalam riset akuntansi hadir sebagai salah satu wujud dari kritik atas paradigma positif yang telah lama menjadi dominasi dalam penelitian atau riset akuntansi. Paradigma positif dianggap tidak dapat memberikan gambaran atau hasil secara nyata atas kejadian yang sebenarnya karena menganggap data sebagai value free padahal sarat akan nilai (Kamayanti: 2016) sosial dan menganggap hasil riset sebagai hasil yang umum atau general. Tantangan bagi peneliti akuntansi yang menggunakan paradigma interpretif adalah jangan sampai membahas ilmu sosial, budaya, ataupun psikologi lebih banyak daripada akuntansinya, terutama bagi peneliti pemula. Penulis memberikan opini bahwa sepuluh jenis klasifikasi pada akuntansi keperilakuan dapa...