Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Implementasi Pendidikan Karakter Sekolah Bermutu (Studi kasus di MTs YAPIK Sindangjawa Kabupaten Cirebon)

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran kepemimpinan kepala madrasah dalam implementasi pendidikan karakter sekolah bermutu, karena ditemukan beberapa masalah seperti kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar, moral siswa yang kurang baik dan pengawasan yang masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya peran kepemimpinan kepala madrasah dalam implementasi pendidikan karakter sekolah bermutu. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran kepemimpinan kepala madrasah dalam membentuk pendidikan karakter sekolah bermutu. Mendeskripsikan bagaimana kondisi pendidikan karakter sekolah bermutu. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Implementasi Pendidikan Karakter Sekolah Bermutu. Kepala madrasah memiliki peranan yang sangat penting dalam menyukseskan pembentukan pendidikan karakter bermutu di sekolah, terutama dalam mengkoordinasi, menggerakkan, dan mengharmoniskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan objek. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Peranan kepala madrasah dalam menerapakan pendidikan karakter sudah cukup baik seperti merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengimplementasikan rencana-rencana yang sudah dibuat. 2) Kondisi pendidikan karakter di sekolah kegiatan religius yang diterapkan di sekolah seperti berdo’a bersama di lapangan, membaca asmaul husna dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an di kelas masing�masing, melaksanakan sholat dhuha bersama secara bergiliran setiap harinya , melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah . 3) faktor pendukung seperti Guru, Masjid, Al-Qur’an, proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan kerjasama lingkungan sekolah, orang tua dan msyarakat. Kemudian faktor penghambat seperti dari dalam diri sendiri, pengaruh teman, kurang kesadaran diri, kurang pengawasan orang tua