Bimbingan konseling Islami dengan teknik Muhasabah untuk mengurangi kecenderungan berperilaku Self-Injury pada remaja : Penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri 21 Bandung

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya siswa yang sulit mengekspresikan emosinya, sehingga remaja tersebut lebih memilih mengekspresikan emosinya dengan cara menyakiti diri sendiri (self injury). Alasan pelaku self injury menyakiti dirinya sendiri karena mereka merasa tenang dan dapat meluapkan emosinya. Pelaku self injury cenderung tertutup pada siapapun, bimbingan konseling Islam begitu penting untuk membantu pelaku self injury mengurangi kecenderungan berperilaku self injury. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program bimbingan konseling islami dengan teknik muhasabah untuk mengurangi kecenderungan berperilaku self injury pada remaja di SMAN 21 Bandung, proses pelaksanaan bimbingan konseling islami untuk mengurangi kecenderungan berperilaku self injury pada remaja di SMAN 21 bandung dan hasil pelaksanaan bimbingan konseling islami untuk mengurangi kecenderungan berperilaku self injury pada remaja di SMAN 21 Bandung. Konsep analisis hasil penelitian yaitu membandingkan perilaku pelaku self injury sebelum dan sesudah dilakukan bimbingan konseling dengan teknik muhasabah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dengan melakukan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Bimbingan Konseling Islami dapat mengurangi kecenderungan berperilaku self injury pada siswa, program ini dibuat sesuai dengan need assessment dari siswa tersebut, hal ini dilakukan agar Guru BK mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh siswa dan memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa. Proses bimbingan konseling terbagi menjadi 5 tahap yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi. Konselor menggunakan teknik muhasabah agar konseli dapat mengintropeksi diri sendiri. Kegiatan tersebut mampu mengurangi perilaku self injury pada siswa terbukti dengan siswa yang sebelumnya meluapkan emosi dengan menyakiti diri sendiri kemudian setelahnya siswa tersebut meluapkan emosinya dengan melakukan hobby nya, sebelumnya siswa tidak dapat mengontrol emosinya, kemudian setelahnya dapat mengontrol emosinya