PERAN konselor sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru di STIKes Dharma Husada Bandung : Penelitian di PIKMA STIKes Dharma Husada Bandung

Latar belakang penelitian ini adalah berangkat dari salah satu permasalahan yang dialami oleh mahasiswa baru di STIKes Dharma Husada Bandung, yaitu sulitnya dalam penerimaan diri di lingkungan baru yang disebabkan oleh ketidak sesuaian dengan minat yang dia inginkan sehingga merasa terbebani untuk menjalani proses pembelajaran. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, mahasiswa baru dapat berkonsultasi dengan PIKMA STIKes Dharma Husada Bandung Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui tugas pokok konselor sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru di STIKes Dharma Husada Bandung; (2) Untuk mengetahui fungsi konselor sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru di STIKes Dharma Husada Bandung; (3) Untuk mengetahui pelaksanaan konseling sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru di STIKes Dharma Husada Bandung. Penelitian ini didasari oleh teori menurut Utami (2017: 5) yaitu konselor sebaya adalah pendidik sebaya (tutor sebaya) yang secara fungsional punya komitmen dan motivasi tinggi untuk memberikan konseling bagi kelompok remaja/mahasiswa sebayanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan datanya yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah; (1) Dalam menjalankan tugas pokok konselor sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru, konselor sebaya menggunakan pendekatan mendengat aktif dan dilakukan ketika melaksanakan konseling dengan mahasiswa baru; (2) Dalam menjalankan fungsi konselor sebaya terhadap proses penerimaan diri mahasiswa baru, dilakukan dengan melakukan pendekatan sebagai sahabat yang membantu, mendengarkan, dan memahami kliennya; (3) Pada proses pelaksanaan konseling terhadap penerimaan diri mahasiswa baru, konselor sebaya akan selalu menunjukkan empati kepada klien, membangun afeksi, tidak menghakimi klien dan melakukan follow up setelah adanya sesi konseling