Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui metode bercerita kisah Khulafaurasyidin : Penelitian tindakan kelas di kelompok B RA Attanwiir Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung

Penelitian ini berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada anak di kelompok B RA Attanwiir bahwa perkembangan kecerdasan emosional anak belum optimal. Hal ini terbukti masih adanya hambatan berupa kesulitan mengelola emosi, rendahnya empati, belum mampu membina hubungan dengan orang lain, dan kurangnya motivasi diri. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kecerdasan emosional anak sebelum penerapan metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin; (2) proses penerapan metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin pada setiap siklus; dan (3) kecerdasan emosional anak setelah penerapan metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin pada setiap siklus terhadap anak kelompok B di RA Attanwiir Cimenyan Kabupaten Bandung. Penelitian didasarkan pada asumsi teori bahwa metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini. Bercerita merupakan salah satu metode mendidik anak usia dini dengan banyak rangsangan yang mampu membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Sedangkan kisah Khulafaurasyidin adalah kisah yang dapat menstimulasi kecerdasan emosional anak. Dengan demikian, metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin diduga dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian anak kelompok B RA Attanwiir yang berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi dan unjuk kerja. Selanjutnya dilakukan analisis data berupa observasi aktivitas guru, aktivitas anak, dan unjuk kerja kecerdasan emosional anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita melalui kisah Khulafaurasyidin terbukti dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak. Hal ini terbukti berdasarkan analisis data bahwa kecerdasan emosional anak sebelum penerapan metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin memperoleh nilai rata-rata 38.25 masuk pada kategori gagal. Proses penerapan metode bercerita melalui Kisah Khulafaurasyidin pada setiap siklus dilihat dari nilai rata-rata aktivitas guru dan anak. Pada siklus I persentase keterlaksanaan aktivitas guru mencapai 72,22% dengan predikat baik, sedangkan pada siklus II sebesar 97,22% dengan predikat sangat baik. Demikian pula, persentase keterlaksanaan aktivitas anak pada siklus I adalah sebesar 70,25% dengan predikat baik dan pada siklus II mencapai 85% dengan predikat sangat baik. Selanjutnya, rata-rata kecerdasan emosional anak setelah penerapan metode bercerita melalui kisa Khulafaurasyidin pada siklus I mencapai angka 45.62, dengan kategori gagal dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan rata-rata nilai sebesar 79,63 masuk kategori baik