Penerapan model pembelajaran Group to Group Exchange untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran Tematik : Penelitian tindakan kelas di kelas V-D MI Salafiyah Kabupaten Bandung

penelitian ini dilatarbelakangi dengan ditemukannya permasalahan pada hasil belajar kognitif siswa di kelas V-D MI Salafiyah Kabupaten Bandung, pada pembelajaran tematik belum mencapai nilai KKM. Hal ini terjadi karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), terdapat beberapa siswa yang hanya diam dan mendengarkan penjelasan guru tanpa ada aktivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Sehingga siswa merasa bosan dan hasil belajar kognitif yang dihasilkan rendah. tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) hasil belajar siswa sebelum diterapkan model group to grotup exchange, 2) proses penerapan model group to grotup exchange pada setiap siklus, 3) hasil belajae kognitif siswa pada pembelajarn tematik setelah penerapan model group to grotup exchange. Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa hasil belajar kognitif siswa ditentukan oleh banyak faktor salah satunya dengan penerapan model pembelajaran yang baik dan tepat, seperti model group to grotup exchange. Berdasarkan asumsi tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah Penerapan model pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) diduga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada pembelajaran tematik di kelas V MI Salafiyah. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melalui II siklus dan pada setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan observasi. Dilengkapi dengan instrumen seperti RPP, lembar evaluasi, lembar observasi guru dan siswa. Analisis deskripti untuk data kualitatif dan analisis statistik untuk data kuantitatif. Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan bahwa 1) hasil belajar kognitif siswa sebelum diterapkan model group to grotup exchange memperoleh nilai rata-rata 59 dan ketuntasan belajar klasikal sebanyak 12%. 2) penerapan model group to grotup exchange berjalan dengan lancar sesuai dengan tahapannya. Adapun keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I tindakan I sebesar 59%, pada siklus I tindakan II sebesar 68%, pada siklus II tindakan I sebesar 79%, dan siklus II tindakan II meningkat sebesar 89%. Sedangkan keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus I tindakan I sebesar 58%, pada siklus I tindakan II sebesar 71%, pada siklus II tindakan I sebesar 78% dan siklus II tindakan II meningkat sebesar 88%. 3) hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan model group to grotup exchange mengalami peningkatan. Pada siklus I tindakan I rata-rata nilai siswa 66,32 dengan presentase ketuntasan belajar 28%, pada siklus I tindakan II rata-rata nilai siswa 69,8 dengan presentase ketuntasan belajar 48%, pada siklus II tindakan I rata-rata nilai siswa 80,12 dengan presentase ketuntasan belajar 72%, pada siklus II tindakan II 82,16 dengan presentase ketuntasan belajar 80%. Dengan demikian penelitian PTK ini telah selesai dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan