Layanan konseling individu melalui pendekatan Rational EMotive Behavior Therapy pada penganan siswa tidak disiplin di SMA Bina Muda Cicalengka

Penelitian ini berangkat dari persoalan mengenai ketidakdisiplinan siswa terutama pada pelanggaran tata tertib sekolah. Masalah kedisiplinan sudah menjadi hal yang lumrah dan lumrah di lingkungan sekolah. Menerapkan disiplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkan mentalitas, kepribadian dan karakter yang kuat. Fenomena kegagalan siswa dalam disiplin terjadi di beberapa sekolah, salah satunya di SMA Bina Muda. Masih banyak siswa yang berperilaku tidak tertib, khususnya siswa kelas X.Sayangnya, guru BK telah melakukan banyak tindakan agar siswa tidak mengulanginya, namun masih banyak siswa yang berperilaku tidak tertib. Karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana melakukan hal tersebut proses layanan konseling individu pada penaganan siswa tidak disiplin melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy di SMA Bina Muda.Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui kondisi kedisiplinan siswa kelas , untuk X di SMA Bina Muda sebelum diberikan layanan konseling individu untuk mengetahui proses layanan konseling individu dan mengetahui hasil dari proses layanan konseling individu pada penaganan siswa yang tidak disiplin melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy di sekolah.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Rational Emotive Behavior Therapy yang dikemukakan oleh Albert Ellis. Teori berfokus pada tingkah laku individu, REBT menekankan bahwa tingkah laku yang bermasalah di sebabkan oleh fikiran yang irasional sehingga harus mengirasionalkan pemikirannya serta fokus pada pemikiranya. Proses konseling pada teori ini di dominasi oleh konselor dan konselor mengkonfrontasikan pikiran irasioanl konseli secara terus menerus menyerang pemikiaran irasional konseli dan menagajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi dan berpikir rasional.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif. Sumber data primer diambil dari hasil wawancara sedangkan sumber data skunder berupa literlatur dan dokumentasi yang bersangkutan. Kemudian data yang diperoleh menggunakan observasi,wawancara dan dokementasi. Hasil penelittian Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa status kedisiplinan siswa Kelas X di SMA Bina Muda sebelum pemberian layanan konseling individu dapat dinilai kurang baik, sebaliknya dengan pihak sekolah. Setelah menerima layanan konseling individu melalui REBT, kedisiplinan mulai sesuai dengan aturan sekolah dan konselor mulai berpikir rasiona