Sirkulasi ulang berita asumsi di Twitter sebagai bentuk strategi manajemen media Jurnalisme Online: Studi kasus akun Twitter @asumsico

Adanya berita yang dapat diakses melalui internet dapat memudahkan kemajuan informasi secara cepat. Kemudahan mengakses berita kini dapat dilakukan di mana saja dan kapan aja asalkan memiliki koneksi internet. Keinginan untuk membaca semakin diperluas dengan adanya jangkauan sosial media yang meluas. Sosial media khususnya Twitter sebagai bentuk sirkulasi ulang berita yang sebelumnya sudah dipublikasikan di kanal web kemudian dipublikasikan kembali agar semakin banyak pembacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu manfaat dari adanya sirkulasi ulang baik demi mencapai pembaca yang semakin luas maupun untuk menambah angka statistika yang ada di kanal web. Ini membantu Asumsi untuk melebarkan sayap dan mendapatkan pembaca baru setiap harinya. Strategi ini merupakan langkah yang cerdas untuk menentukan kinerja dalam jangka panjang seperti halnya yang dikemukakan oleh David Hunger dan Thomas L. Wheelen. Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu gejala yang terjadi di dalam masyarakat ataupun sekelompok orang. Penelitian ini meliputi beberapa ciri yang lebih spesifik dan detail. Oleh karena itu, penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk membuka pintu secara selebar-lebarnya kepada semua orang untuk menunjukkan banyaknya fenomena realitas sosial yang terjadi dalam berbagai situasi dan kondisi. Upaya yang dilakukan dengan penelitian ini juga beragam seperti berusaha menunjukkan realitas sebagai suatu ciri, sifat, karakter, tanda, model, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Berdasarkan hasil wawancara, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa redaksi Asumsi sangat terbantu dengan adanya sosial media khususnya Twitter karena memiliki audiens yang dipenuhi rasa penasaran terkait banyak isu baru. Twitter juga menjadi wadah nomor satu untuk mendapatkan pembaca yang semakin meluas. Asumsi juga menjalin hubungan yang baik dengan adanya interaksi antara keredaksiaan dengan para pembaca secara langsung. Terakhir, Asumsi memaknai segala masukan dan saran yang diterima dari para pembaca sebagai batu loncatan agar lebih baik dan dipandang secara objektif. Dalam hal ini Asumsi memaknai segala proses yang meskipun secara daring ini menjadi bagian dari dirinya, dan terus berupaya menjadi media yang lebih baik lagi