Isrâîliyât dalam tafsir al-Mishbah karya Muhammad Quraish Shihab : Telaah Terhadap Klasifikasi dan Kedudukannya

M. Quraish Shihab berpandangan bahwa kisah-kisah yang bersumber dari Ahli Kitab (isrâîliyât) umumnya tidak sesuai dengan akal. Akan tetapi, dalam kenyataannya, M. Quraish Shihab banyak mengutip riwayat isrâîliyât dalam tafsirnya al-Mishbah. Riwayat-riwayat isrâîliyât yang dikutipnya biasanya bersumber dari kitab Perjanjian Lama. Penelitian ini bermaksud mengungkap riwayat-riwayat isrâîliyât yang terdapat dalam tafsir al-Mishbah karya Muhammad Quraish Shihab yang kemudian dianalisis klasifikasi dan kedudukannya. Pengutipan riwayat isrâîliyât sebagi sumber penafsiran tidak boleh terlepas dalam kerangka al-Qur’an sebagai hidayah atau dengan kata lain riwayat-riwayat isrâîliyât tersebut tidak boleh menurunkan kualitas kitab tafsir ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitis untuk menggambarkan dan menganalisis data dengan jenis data penelitian kualitatif yang sumber data utamanya adalah tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Adapun teknik pengumpulan datanya mengumpulkan literatur-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian terutama tafsir al-Mishbah. Kemudian, sesudah itu dilakukan analisis dengan menggunakan analisis konten. Beradasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukannya kisah-kisah isrâîliyât dalam tafsir al-Mishbah karya Muhammad Quraish Shihab. Kisah-kisah isrâîliyât tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga bagian, yaitu ada yang sejalan dengan Islam, seperti waktu kelahiran nabi Isa dan sifat Rasululah yang tercantum dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada yang tidak sejalan dengan Islam seperti tentang cahaya yang bersinar dari tangan nabi Musa as dan bentuk ularnya, dan doa nabi Musa untuk melepaskan kekakuan dari lidahnya. Juga ada yang mauqûf atau maskût ‘anhu seperti kisah Yusuf dan makna al-mann. Dilihat dari kedudukannya, isrâîliyât yang terdapat dalam tafsir al-Mishabah terbagi ke dalam dua bagian, yaitu pertama, sebagai isytisyhadi, riwayat isrâîliyât sebagai saksi atau pelengkap, ini banyak ditemukan dalam tafsir al-Mishbah. Kedua, sebagai ta’kidi, yaitu riwayat isrâîliyât untuk menguatkan informasi yang terdapat dalam al-Qur’an. Seperti terungkap dalam kisah kelahiran nabi Isa dan sifat-sifat Rasulullah Saw