Interaksi dalam keluarga berbeda suku: Studi pada keluarga berbeda suku antar suku Betawi dan suku Jawa di RW 002 Kelurahan Mustikajaya Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena antar-suku yang bertemu dalam suatu wilayah kemudian mengadakan hubungan dan membentuk sebuah keluarga. Dalam keluarga berbeda suku terjadi penggabungan dua budaya yang berbeda sehingga menciptakan interaksi yang unik utamanya dalam proses komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mngetahui: (1) interaksi dalam keluarga berbeda suku antar suku Betawi dan suku Jawa, (2) faktor pendorong dan penghambat dalam proses interaksi keluarga berbeda suku antar suku Betawi dan suku Jawa. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik yang digagas oleh George Herbert Mead. Teori interaksi simbolik menjelaskan bahwa dalam interaksi yang dilakukan antar individu mempergunakan simbol bahasa. Dalam karyanya, yaitu Mind, Self and Society. Interaksi simbolik yang dilakukan keluarga berbeda suku antar suku Betawi dan suku Jawa dengan mempergunakan simbol bahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode ini menganalisis, mendeskripsikan dan mengungkapkan kejadian yang ada di lokasi penelitian. Data penelitian ini didapatkan dari pengumpulan data primer dengan para keluarga berbeda suku antar suku Betawi dan suku Jawa yang ada di RW 002 Kelurahan Mustikajaya Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi, dengan cara observasi non-partisipan, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Selain itu dilengkapi juga dengan sumber data lain seperti dari buku dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi dalam keluarga berbeda suku terdapat komunikasi yang bersifat positif, yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia dialek Betawi Ora sebagai alat komunikasi. Mind dalam keluarga berbeda suku yaitu proses berpikir dalam mempergunakan simbol yang memiliki makna yang sama, self atau diri mendorong keluarga berbeda suku untuk bertindak dan mampu menentukan apa yang akan diucapkannya, sementara society berperan penting dalam mewujudkan hubungan sosial yang baik. Faktor pendorong efektifitas interaksi dalam keluarga berbeda suku yaitu adanya sikap keterbukaan, keseimbangan, kemampuan suku Betawi dalam berbahasa Jawa, dan Lingkungan kerja sebagai wadah mempelajari Bahasa Jawa, faktor penghambatnya adalah tidak semua pasangan suku Betawi memiliki kemampuan berbahasa Jawa